Laman

Rabu, 23 Januari 2013

Kak Ravi pembohong,


Kak Ravi pembohong,

                  Hari ini aku semangat sekali pergi belajar, bukan pergi sekolah, karena aku memang belum bersekolah.  Setiap tiga hari dalam seminggu, kampung kami kedatangan kakak-kakak mahasiswa. Hari senin belajar menghitung, hari jum’at belajar agama, dan hari minggu belajar kesenian. Tapi aku paling semangat belajar agama. Kakak yang ngajarnya pintar bercerita soalnya, aku kan seneng cerita.
Jam 1.30, anak kecil seumuran ku sudah mengerubungi kakak itu. Oya, aku belum kenalin nama kakak nya. Nama kakak itu adalah kak Ravi, asalnya dari Medan. Kata kak Ravi, Medan itu jauuuuh sekali. Harus naik pesawat kalau mau kesana. Ah, aku kalau udah besar pengin keliling Indonesia. Trus bisa ngebantu anak-anak kecil yang butuh pendidikan. Entar aku mau bercerita juga seperti kak Ravi ah. Kabulkan ya Allah, aminnn,

“assalamualaikum temen-temen”ucap kak Ravi menyapa. Kak Ravi itu kalau memanggil kami suka dengan kata temen, beda sama kakak yang lain yang manggil kami adek, bagiku, kata temen membuat kami dengan kak Ravi terasa lebih dekat.

“waalaikum salam kakak”, jawab kami serempak.

Semenjak kak Ravi sering bercerita, aku selalu duduk disampingnya. Perlu kegigihan lho untuk dapat posisi ini, soalnya banyak juga temen-temenku yang ingin duduk disamping kak Ravi. Biasanya aku selalu datang lebih awal, trus nunggu kedatangan kak Ravi di pintu madrasah, begitu kak Ravi datang, aku langsung gandeng tangannya. Dan kak Ravi selalu tersenyum padaku. Malah beberapa kali kak Ravi selalu ngasi permen atau coklat tanpa sepengetahuan temen-temen ku, seneng deh.

“ada yang ingat gak, kakak cerita apa minggu kemaren”,kak Ravi sekilas melirik ku, lalu menyapu pandangan ke temen-temenku.

“Tia tau, Tia tau!”jawab ku cepat ikut bersahutan dengan temen-temen yang lain,

“kakak cerita apa Tia?”

“kakak kemaren cerita anak singa yang mencari ibunya”jawabku mantap dengan semyum kecil manja.

“wah, pinter ya Tia,”tangannya mengacak-ngacak rambutku, aku selalu suka jika tangan kak Ravi menyentuh rambut lurusku.

“hari ini kakak mau cerita tentang seorang anak kecil bernama Mahatir, siapa namanya temen-temen?”

“MAHATIRR”jawab kami serempak.

“jadi Mahatir ini adalah anak yang bandel, tidak suka mandi,hayoo siapa yang tidak suka mandi disini?, hayoo ngaku,,hehehe”
Beberapa anak laki-laki tertawa kecil merasa tersindir, kalau aku selalu rajin mandi dong,

“trus dia suka melawan perintah orang tua juga temen-temen, hiii, kalau temen-temen kak Ravi gak boleh ada yang suka melawan orang tua ya,awas kalau ada, karena orang tua yang melahirkan kiii?
“taaaa”, ucap kami melanjutkan kata-kata kak Ravi.

“berarti Mahatir bukan temen kak Ravi dong ya?”Tanya Umar, temenku yang selalu duduk disamping lain kak Ravi, jika aku duduk di samping kiri kak Ravi, maka Umar duduk disamping kanan kak Ravi, selalu begitu.
“iya Umar, Mahatir bukan temen kakak saat itu, tapi akan jadi temen kakak nantinya,”
“owhh,”Umar semakin tertarik dengan cerita kak Ravi,

“suatu saat ayahnya Mahatir jatuh sakit temen-temen, dia tersambar petiirrr,duaarrrrrr”sontak kami kaget dan terus memfokuskan pandangan pada wajah kak Ravi,

“lalu ayahnya Mahatir lumpuh, semua anggota badannya tidak bisa digerakkan, bayangkan temen-temen jika kondisi kita lumpuh, kita tidak bisa makan sendiri, kita tidak bisa main, dieeemm terus di kasur, pokoknya orang lumpuh itu gak bisa ngapa-ngapain deh,”kak Ravi melanjutkan ceritanya

“gak bisa datang ke madrasah juga dong buat denger cerita kak Ravi ya?”tanyaku polos,
“iya Tia, makanya kita harus banyak bersyu….”
“kuuuuurrrrr”jawab kami serentak

“lalu saat Mahatir pulang, dia merengek ke ayahnya untuk dibelikan mainan, hayooo, ada gak disini yang suka merengek minta dibelikan mainan?”Tanya kak Ravi
Seperti biasa, temen-temen laki-laki ku terkekeh merasa tersindir, tapi aku juga kadang-kadang suka gitu juga sih, hehehhe.

“namun apa yang terjadi temen-temen, ayah Mahatir tidak bisa bergerak karena lumpuh tadi, ibunya pun menjelaskan kondisi ayahnya ke Mahatir. Mahatir tidak percaya, lalu ia tetap merengek dan menggoyang-goyang tubuh ayahnya. Karena terlalu keras goyangannya, ayah Mahatir sampai terjatuh dari kasur. Bruuukkkkk, Mahatir kaget melihat ayahnya tetap tidak bergerak saat jatuh tadi. Ibunya yang juga kaget mendengar suara jatuh, langsung berlari dari dapur dan mengangkat tubuh ayah Mahatir ke kasur lagi. Plaaaakkkk, ibu Mahatir dengan keras menampar pipi Mahatir”
Kami spontan memegang pipi kami masing-masing, lalu membayangkan bagaimana jika ibu kami menampar kami seperti Mahatir.

“Mahatir menangis kencang dan langsung menghambur memeluk ayahnya. Lalu Mahatir berkata sambil menangis,”ayaahhh, maafin Mahatir ayah, ayah jangan lumpuh, Mahatir janji gak akan bandel lagi, Mahatir janji ayah”, lalu ibunya juga ikut memeluk Mahatir dan ayahnya”

“kasihan ya ayahnya Mahatir,”ucap Latif, salah satu teman kami yang paling tinggi.
“makanya kita gak boleh bandel, nanti ayah kita sakit kaya ayahnya Mahatir, janji gak akan bandel lagi ya,”jari kelingking kak Ravi teracung ke atas,
“jannjjiii”kami ikut-ikutan mengangkat jari kelingking ke atas juga.

“nah, semenjak ayahnya Mahatir sakit, Mahatir jadi anak yang rajin, dia tidak melawan perintah ibunya, rajin sekolah, juga rajin membantu ibunya merawat ayah. Karena ayahnya sudah tidak bekerja, Mahatir juga ikut membantu ibunya berjualan gorengan, pokoknya Mahatir jadi pekerja keras untuk membantu keluarganya. Tapi jangan lupa, Mahatir juga sering berdoa setiap solat, mendoakan kesembuhan ayahnya”kak Ravi melanjutkan ceritanya.

“nah, setelah beberapa bulan, ayah Mahatir tiba-tiba sembuh dan bisa berjalan lagi temen-temen, Mahatir senaaang sekali. Lalu ayahnya berkata,”ini karena kerja keras mu nak merawat ayah, juga doa yang selalu engkau panjatkan setiap solat”.  Mahatir dan keluarganya pun menjadi keluarga yang lengkap lagi, mereka begitu bahagia.. Siipppp, ceritanya selesai temen-temen“

Setelah kak Ravi bercerita, kami kemudian belajar membaca Al-quran bersama-sama. Begitulah cara kak Ravi mengajar, selalu bercerita diawal, kemudian belajar agama setelahnya. Jadi kami selalu semangat untuk datang ke madrasah ini.
***
Pagi itu, seperti biasa, ayah pergi ke Kota menjadi supir angkot, ibu, aku dan Leni berkeliling kampung memasok kue buatan ibu ke warung-warung. Setelah agak siang, aku pergi belajar kesenian dengan kakak-kakak mahasiswa. Pulang menjelang sore, bersiap-siap untuk mengambil uang kue yang terjual di warung-warung. Hasil hari ini lumayan, kue dagangan ibu hampir habis terjual. Kadang sisa kue yang tidak terjual akan menjadi makan malam kami, itung-itung menghemat kata ibu. Ketika malam, aku dan Leni selalu main 
boneka di rumah, sambil menunggu ayah pulang membawa makanan.

“nak, tidur saja, nanti ibu yang menunggu ayahmu,”tegur ibu padaku dan Leni yang mulai menguap.
“tapi Tia mau nunggu ayah pulang bu,”ucap ku, dan Leni sudah tiduran di kursi.
“iya nanti kalau ayah pulang, Tia ibu bangunkan deh,”ujarnya lembut, aku tanpa berkata lagi langsung rebahan di atas kursi panjang.

Suara adzan subuh samar-samar mulai terdengar, aku yang sudah terbiasa bangun subuh langsung bangkit dan pergi ke kamar mandi sambil mengucek-ngucek mata. Setelah berwudhu, aku melirik ke kamar ibu dan melihat nya tidak ada, pasti mereka sudah ke surau pikirku. Aduuh,,Malas sekali solat subuh pagi ini, tiba-tiba teringat pesan kak Ravi, “jangan jadi orang malas, nanti jadi orang gendut,”,, hiiii, aku gak mau gendut.

Usai solat, aku menunggu di rumah sambil mengingat-ngingat hafalan surat pendek yang diajarkan kak Ravi. Pagi mulai menampakkan kehangatannya, namun ibu dan ayah belum pulang dari surau. Tidak biasanya mereka seperti itu, aku langsung menyusul ke surau dan tidak menemukan mereka. Setelah bertanya ke penjaga surau, dia bilang ayah dan ibutidak sholat di surau subuh ini. Degg. Jangan-jangan ayah belulm pulang dari semalam, trus ibu menyusul ke Kota, pikirku. Saat aku pulang ke rumah lagi, pamanku tiba-tiba datang dan langsung memeluk ku.

“ada apa paman?, ayah ibu kemana?” tanyaku tanpa mengerti apa-apa. Leni sudah mengapit lenganku, juga tidak mengerti

“ayah dan ibu kalian belum bisa pulang, paman kesini untuk menemani kalian, ini ada nasi uduk, makanlah”jawab paman sendu, kami yang belum makan dari semalam, langsung menyambar nasi uduk dari paman.

“paman, ayah dan ibu baik-baik saja kan”,Tanya ku sambil mengunyah nasi uduk.

“iya, mereka baik-baik saja”. Jawab paman mendekati kami.
Hati ku mulai tenang mendengarnya, walau tidak tahu apa yang sedang terjadi.

“paman pergi sebentar ya Tia, mau kerumah pak haji dulu, kamu jaga Leni”. Ucap paman buru-buru keluar. 
Aku yang tidak mengerti, hanya bisa mengiyakan. Di rumah, kami cuma berdua sekarang.
Hingga siang paman belum pulang, aku mulai cemas menerka-nerka apa yang terjadi. Baru menjelang malam, suara diluar terdengar ramai, BRAAK, suara pintu dibuka, dan masuklah serombongan orang menggotong laki-laki dengan alat semacam keranda. Aku dan Leni begitu kaget, saat mengetahui bahwa laki-laki itu adalah ayah kami. Ibu menghambur memeluk aku dan Leni yang masih terpana,

“ayah kenapa bu,”mata ku tajam menatap selang-selang yang mengalirkan air dari plastik dipasang disamping ayah.

“ayah, ayah koma Tia”pelukan ibu semakin erat, tangisnya semakin membuncah,
Aku tidak tahu apa itu koma, tapi ayah terlihat seperti tidak bergerak, apakah koma itu lumpuh, seperti yang diceritakan kak Ravi. Kalau iya, berarti ayah akan sembuh, karena aku tidak pernah bandel, dan selalu bekerja keras. Oya, aku juga ingat kata-kata kak Ravi,

“tenang bu, Tia akan bekerja keras merawat ayah, dan akan selalu berdoa untuk kesembuhan ayah, pasti Allah akan mengabulkan doa Tia”jawabku tenang setelah mengingat-ngingat kata-kata kak Ravi. Entah kenapa ibu malah terus menangis.

Selama seminggu aku terus merawat ayah seperti Mahatir merawat ayahnya juga, setiap solat aku juga selalu berdoa untuk kesembuhan ayah seperti Mahatir juga. Kakak-kakak mahasiswa datang menjenguk ayah kecuali kak Ravi. Katanya kak Ravi sedang praktek di hutan. Kondisi ayah menurutku semakin baik, jika aku memegang tangannya, pasti jarinya mengetuk-ngetuk tanganku seakan ia tahu anaknya ada disampingnya, aku tidak sempat lagi pergi belajar ke madrasah karena harus merawat ayah di rumah, sedangkan ibu harus bekerja lebih banyak untuk menggantikan penghasilan dari ayah.

“ayah, ayah mau kemana”tanyaku, melihat ayah perlahan berjalan entah kemana.
“ayaaahhhh”aku mulai berlari mengejar ayah,
“ayahhh, tunggu Tia ayahhh”jarak ku semakin dekat dengan nya
“Tia anak ku, jaga ibu dan adek mu ya”ucap ayah lembut,tatapan nya menenangkan sekaligus mengagetkan.

“Astagfirullahh,ini hanya mimpi,,ayahhh“,setelah bangun, aku langsung  berlari ke kamar, dan disana terlihat ibu sedang menangis memeluk ayah,

“ibu, ayah kenapa?”, aku mendekati ibu dan memeluknya, lalu ia membalas memeluk ku dan mengusap air mata di pipinya,
“ayah, sekarang sudah sehat nak, sudah kembali kepada Allah sang pencipta” jawab ibu lirih,
“maksud ibu ayah meninggal?”tanyaku meyakinkan apa yang dimaksud ibu, ibu tidak menjawab dan hanya mengeratkan pelukannya.

Ya Allah, kenapa jadi seperti ini, kata kak Ravi, kalau kita tidak bandel, dan bekerja keras merawat ayah kita yang sakit, terus mendoakannya setelah solat, ayah kita akan sembuh, seperti ayah nya Mahatir yang bisa berkumpul lagi. Trus, kenapa Engkau malah mengambil ayah ya Allah, tangisku mulai pecah, kak Ravi, apakah cerita kak Ravi bohong,?, katanya tidak boleh bohong, tapi kenapa kak Ravi bohong, kenapa?, percuma aku solat, percuma aku berdoa kalau jadinya seperti ini, ayaahhh, kak Ravi bohong ayah, aku memeluk ayah dan menangis sejadi-jadinya.

Tiba-tiba aku sudah berada di kursi ruang tamu, sepertinya setelah menangis aku tertidur, di kursi satunya lagi kulihat Leni juga masih tertidur, suasana semakin sepi, kamar ayah sudah kosong, oiyaa, ayaahh mana, aku langsung berlari keluar menuju kepemakaman, ibu terlihat berjalan diapit oleh bibi-bibiku. Aku langsung berlari dan memeluk ibu. Aku digendong dipelukannya. Entah kenapa di umurku yang masih kecil ini, aku dipaksa harus mengerti apa yang terjadi.

Setelah kematian ayahku, aku akui solat ku mulai bolong-bolong, aku terlalu sibuk membantu ibu mencari uang, aku sudah tidak sempat berdoa lagi, buat apa, doaku tidak akan dikabulkan, dan aku juga sudah tidak pernah datang ke madrasah lagi selama sebulan ini. Buat apa mendengar kakak-kakak yang suka berbohong.

“Asslamualaikum,”terdengar suara laki-laki mengetuk pintu,
Aku sedang membuat adonan kue di dapur, ibu yang membuka kan pintu,
“saya Ravi bu, yang suka ngajar di madrasah,”jawab laki-laki itu, dia bilang Ravi,?
“Tia, ini ada kak Ravi, sini nak temui kakak nya”ibu memanggilku.
“Tia gak mau bertemu sama pembohong bu”jawabku ketus,

Kulihat ibu menghampiri ku dan membujuk ku untuk menemui kak Ravi.
“kalau bukan karena ibu, Tia gak mau ketemu kakak”aku memulai pembicaraan, oh tuhan, wajah meneduhkan itu, begitu nyaman aku memandangnya, ingin sekali aku menangis dipelukanya, menumpahkan segala kesedihan, tapi tidak, Tia gak suka pembohong,

“adik ku Tia, maaf jika kak Ravi  baru bisa menjenguk Tia dan keluarga hari ini, kak Ravi harus menyelesaikan urusan di kampus kak Ravi dulu”ucapnya selalu tenang,

“ngapain juga kak Ravi harus kesini, gak penting, kakak bohong kan cerita tentang Mahatir, liat kak, ayahku meninggal, padahal aku sudah melakukan apa yang kakak bilang, aku tidak bandel, aku bekerja keras merawat ayah, aku berdoa sehabis solat, tapi lihat kak, Allah malah ngambil ayah dari Tia,”ucapku tetap ketus,

kenapa aku jadi seperti ini ya tuhan, bukankah kak Ravi yang ngajarin ibu bikin kue dan ngasih modal awalnya, bukankah kak Ravi juga yang membantu ayah menjadi sopir angkot di kota, kak Ravi juga yang membelikan seragam dan sepatu untuk sekolah ku tahun depan, tapi aku gak peduli, sekali pembohong tetap pembohong.

“Tia, kakak memang telah berbohong, maafkan kakak,”ia menghela nafas sebentar,

“nama kakak adalah Ravi Mahatir Muhammad, Tia benar, ayah kak Ravi sebenarnya juga meninggal ketika seumuran Tia, seperti dicerita kak Ravi, kenapa kak Ravi bilang ayah ka Ravi hidup bahagia, karena memang beliau bahagia Tia, beliau bahagia bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan baik. Walaupun secara lahir ayah kak Ravi sudah tidak ada, tapi bagi kak Ravi dan ibu kak Ravi, beliau selalu ada disini, di hati ka Ravi.” Kak Ravi mulai menangis, aku tidak bisa berkata apa-apa, hanya menunduk, jadi ayah kak Ravi juga meninggal, sama kaya aku.

“sekali lagi, maafkan kak Ravi yang telah berbohong pada Tia, ayah selalu berpesan pada kak Ravi untuk bekerja keras dalam hidup, namun tidak melupakan solat dan berdoa, karena hanya dengan solat dan doa kak Ravi bisa lebih dekat dengan Allah dan ayah kak Ravi,ayah kak Ravi selalu menjadi motivasi kak Ravi untuk selalu membantu orang lain. Karena nanti dari kebaikan kita, pahalanya akan sampai kepada ayah, kak Ravi berharap, Tia juga seperti itu, jadi anak yang solehah yang selalu mendoakan orang tuanya, dengan begitu, ayah Tia akan bahagia disana”

Tak kuasa, aku langsung melompat kepelukan kak Ravi, menangis tersedu-sedu menumpahkan segalanya, aku telah salah menyebut kak Ravi pembohong,

“maafakn Tia kak Ravi”, isak tangisku semakin kencang,
“sudah-sudah, jagoan gak boleh nangis lagi, katanya mau jadi penjaga gawang,”kak Ravi mengacak-ngacak rambutku, hatiku tenang dan bersemangat lagi, ayah, Tia janji akan selalu berdoa untuk ayah, semoga kelak kita bisa bertemu di SurgaNya. Aminn.

Sabtu, 19 Januari 2013

hpt 45 at biotrop

ini video gw ambil pake handycam nya Pa Yayi pas minjem buat bikin film YMK, iseng2 gw ambil video kawan PTN 45 yang gak jelas saat praktikum hpt tahunan di Biotrop, trus sedikit gw rangkai menjadi semacam kenangan di video ini, walo kebanyakan sih isinya dubbing nya si novra sama si rado (read novrado), any way, makasih kenangan nya, maaf banget jika ada yang kena dubbing nya novrado, just for fun, ok,, thx, dibuat agustus 2012, tapi take videonya november 2011,,


hpt biotrop 0001 x264 001 xvid from imam luthfi on Vimeo.

Jumat, 18 Januari 2013

job editan video buat luki

video ini gw buat saat dimintai tolong oleh sohib gw di kampus, namanya pryo adi lukito, kemaren mah si agannya jadi ketua Bem faperta cenah,
nah gw buat video ini pake after effect sama premier, emang biasa dan baru itu software yang gw pake,


job buat luki from imam luthfi on Vimeo.

iklan shukaku buat wahyu

ni iklan, kalo gw boleh bilang video aneh ini disebut iklan, gw buatin khusus buat temen sekosan gw di Al Inayah yang bernama Wahyu Hidayat, memang temen baik gw yang sekrang kerja di sawit ini rada-rada rese kalo minta tolong, yaudah lah, demi sohib, gw bikin juga video aneh ini,



iklan wahyu xvid xvid from imam luthfi on Vimeo.

we are plant protection 45


video adaptasi dari catatan mahasiswi tomboy bin ajaib bernama Bolang ucul, eh sekarang uda ganti nama nya jadi Ir Maftuhah, iseng aja gw bikin videonya, lumayan buat kenangan gw dan temen2 gw semasa kuliah dulu,


we are plant protection 45 from imam luthfi on Vimeo.

YMK, a film documentary by imam luthfi


YMK, a film documentary by imam luthfi

ini film dokumenter pertama gw, tadinya mau diikutin lomba IAC IPB 2011, cuma dasar telat ngumpul, gak diterima sama panitia, yowislah,,
judulnya YMK, artinya tuh Yayi Munara Kusuma, Dosen di Departemen Proteksi Tanaman IPB, keren banget pa yayi nih, gak hanya deket dengan mahasiswanya di kampus, tapi beliau juga deket dengan siapapun diluar kampus,(lengkapnya nonton film nya).

YMK, a film documentary by imam luthfi from imam luthfi on Vimeo.

Plastik Fotokopian, a film documentary by imam luthfi


Plastik Fotokopian, a film documentary by imam luthfi

gw beri judul film dokumenter kedua gw ini adalah plastik fotokopian,
knapa,?, nonton lah film nya,
dibuat pada bulan maret 2012, buat ikutan lomba film dokumenter di IAC IPB 2012, 
karena kerja keras kami semua,film kami dijadikan film terbaik ke 2 lomba seni bergengsi tingkat IPB ini, lumayaannn,
thx buat tim film dokumenter Faperta IPB

Plastik Fotokopian, a film documentary by imam luthfi from imam luthfi on Vimeo.

Step membuat naskah skenario


STEP MEMBUAT NASKAH SKENARIO

Membuat naskah scenario, apa aja nih langkah2 yang harus dilakukan, doi baru belajar nih dari bang Irvan Setya adji (ni twitter nya @IrvanSetya, blognya http://www.irvansetya.blogspot.com/), sutradaranya film tarian hujan, oya, ada yang bilang, menulis naskah scenario intinya adalah seni mempelajari hidup, keren gan kata-katanya, jadi tujuaanya lu pengen nyampein apa lewat film lu, gtu,
Kalian tentu tau kan naskah scenario, itu lho naskah yang dibaca para aktris sebelum acting didepan kamera, dan penulis naskah scenario bisa dijadikan pekerjaan lho, kaya di sinetron-sinetron, per episode itu, naskah scenario yang bagus bisa dihargai jutaan rupiah, itu satu episode, kita tau kan sinetron bisa nyampe ratusan episode nya, bahkan kalo tersanjung 6 mah udah entah keberapa itu episodenya, satu hal yang dijaga dari scenario adalah konflik, jadi kita harus berangkat dari konflik ketika akan menulis scenario.

PREMIS
              Pertama, yang harus dilakukan adalah menciptakan premis, atau tema utamya, atau konflik utamanya. Rumus premis adalah : 
someone wanting something so bad, but having a hard time while getting it,
Contoh nih, seorang cowo sangat ingin punya pacar seorang cewe di geng motor, tetapi si cowo orang nya cupu dan autis.

Oya, yang harus diperhatikan dari premis adalah,
  •           Premis harus real, tapi gak biasa, perasaan suka cowo ke cewe kan biasa, tapi kalo seorang cowo cupu suka sama cewe geng motor, nah itu gak biasa,
  •              Konfliknya jelas, si cowok harus berjuang untuk mendapatkan si cewe. Ngomongin konflik, kalo boleh gw bagi ada 3 jenis konflik nih, konflik karakter sama karakter, konflik karakter sama orang lain, dan konflik karakter sama lingkungannya.
  •       Autentik
  •        Yang aktif adalah karakter utamanya, si cowo nya

ALUR
Setelah dibuat premisnya, maka langkah selanjutnya adalah menentukan alur,,

Alur pertama yang dibuat adalah ending, dan pilihlah ending yang benar-benar bisa menyampaikan pesan lu, contoh : ada beberapa ending yang bisa dibuat dari premis tadi, ending yang gw pilih adalah Si cowo jadian sama cewe, walaupun bisa aja ada pilihan ending lain, kaya si cowo gak jadian sama si cewe,,

Setelah dibuat ending, maka buatlah beginning nya, caranya tarik mundur dari ending, misalkan si cowok baru pertama melihat cewe geng motor tadi, trus dia tertarik dah sama tuh cewe

Ending ada, beginning ada, ditengahnya kita taroh plot point,, klo gw bikini diagram, kaya gini lah kurang lebih

Kita bahas dulu plotpoint, PP2 adalah kebalikan dari ending, misalkan ending tadi cowo jadian sama cewenya, di PP2 bisa kita buat jadi, cowonya gak diterima di geng motor cewe nya, trus kalo PP1, adalah pertanyaan dari PP2, contoh,, cowo baru memutuskan dia akan mendekati cewe geng motor, cuman dia bisa apa engga? Jawaban di PP2, oya, kalo PP1, si karakter harus do action menghadapi konflik,,,

KARAKTER
Sekarang kita ngomongin karakter, banyak referensi tentang karakter manusia, kaya bukunya enneagram, personality plus, komik donor darah, dan banyak lagi,

Karakter bisa dibagi dua, pertama karakter exterior, penampilan si karakter yang terlihat dari luar kaya genius, pake kacamata, culun, baik, dll. Kedua karakter interior, karakter yang terbentuk dari kejadian masa lalu, misalkan, kenapa dia trauma, ternyata waktu kecil dia pernah kpleset di sumur, nah itu karakter interior, ini gak harus ada atau diceritakan di film, tapi harus ada di tulisan lu,,

Yang harus diperhatikan dari karakter adalah,,
  • -          Point of View, cara dia mandang suatu hal
  • -          Attitude, sikap dia kaya mane,
  • -          Change, ada gak perubahan karakter dari sepanjang film dari awal hingga akhir
  • -          Want, keinginan dia itu apa?,,
  • -          Need, nilai2 yang yang harus dia perjuangkan untuk mencapai kebutuhan dia

-          Dalam sebuah film, gak wajib sih, tapi usahakan semua orang yang buka mulut di film lu, harus dibikin karakternya, lumayan lho punya bank karakter,

SEKUENS,
Adalah penjabaran dari alur,, biasaya diikat oleh pertanyaan (aktif). Sekuens terbagi 8.
  1. Rutinitas, kebiasaan dari karakter yang biasa dilakukan
  2.  Benturan, nah disini mulai adanya gangguan dari kebiasaan si karakter, misalkan yang biasanya tidur jam 9 si cowonya, begitu bertemu dengan sic ewe geng motot, tidurnya jadi jam 12 gara2 kepikiran mulu,,diujung benturan ada PP1, nanti ta buatin diagram nya dah
  3.  Cara gampang, biasanya sih selalu gagal, buat ngilangin pertanyaan gampang dari penonton, misalkan di PP1 jelas si cowo sudah memutuskan untuk deketin sic ewe geng, maka cara gampang nya adalah, si cowo ngjak kenalan sama tuh cewe, dan ditolak lah sama si cewe
  4. Problem naik, si cowo makin kepikiran, nilainya jadi ancur, bla bla bla
  5. Romansa, dia dapat setengah dari apa yang diinginkan, si cowo udah deket tuh sama si cewe geng, disini terjadi cooling down, konflik mereda.
  6. Taktik baru, cara baru si cowo ngedeketin si cewe, depan taktik baru adalah PP2,
  7. Resolusi salah,
  8. Resolusi benar

Step outline,
Adalah penjabaran dari sekuens, jadi urutan kejadian nya dibuat nih disini,,
Pada stepoutline ini dijabarkan dari 8 sekuens diatas, contoh, pada sekuens rutininas, dibuat lah 8 urutan kejadian, suka-suka lu ini mah mau nulis apa, bikin point-pointnya, misalkan,
  • -          Si cowo masuk sekolah, terlihat culun, bawa buku, dll
  • -          Si cowo pulang kerumah,makan siang,
  • -          Belajar
  • -          Tidur,
  • -          Dll
  • -          Dll

Scene
Adalah penjabaran dari point2 pada step outline, disini mulai dijelaskan detail kondisi di lapang,

Misalakn si cowo masuk sekolah, di tulislah pada scene,(int/ext, tempat kejadian-pagi/siang/malem/sore
Interior, kelas sekolah-pagi,
Seorang laki-laki bernama toni masuk ke ruangan, kemudian duduk di kelas, mendengar kan guru bicara, dll, (dijelasin kejadiannya,)

Dialog,
Stelah scene jadi, buatlah dialog dari karakter, jadi dah naskah scenario,,

Sbenernya nih ye, step step ini gak hanya cocok dibuat untuk naskah scenario, kalo lu mau bikin novel , bisa juga ditiru step stepnya, yang penting dalam menulis adalah kedisiplinan, tanpa itu lu gak bakal buat karya yang bagus, wong kita aja gak mencurahkan semuanya ke tulisan kita, jadi,, jika ingin menulis, mulai dari sekarang,gak pake nunggu lama, pena lebih tajam ketika terasah terus menerus, ok gan,,MENULISLAHH

Eh mau ngasih tau software buat bikin scenario, yang free ada namanya celtx

Kamis, 17 Januari 2013

Cioray, Dusun terisolir dengan sejuta Potensinya


CIORAY, DUSUN TERISOLIR DENGAN SEJUTA POTENSINYA
11-12 Maret 2012
Saat keinginan traveler gw kambuh lagi, maka sudah dipastikan gw nyari destinasi yang beda dari biasanya, gak ke gunung, gak ke pantai, maka berdasarkan rekomendasi temen gw (read ifah kholifah),
”bagaimana klo ke cioray aja?” ipah said, (oya, temen gw yang satu ini emang demen banget melestraikan ke”sunda”an nya, salah satu nya dari nama, walaupun nama asli nya ifah, panggilnya tetep harus pake “pe”, gak boleh “ef” , jadi baca ipah,ato kadang juga dipanggil ipeh, malah sering dipanggil bunga, #nah lho,
“dimana tuh peh,? Ada apa aja disana?”Tanya gw,
“banyak, itu tempat go field gw, catet mam ya, kita bisa makan buah gratis,(centang yang ini), bisa hidup dialam tanpa listrik (boleh dah buat nyari sensasi baru), ada air terjun juga(sip, mandi aman), ada guanya juga di hutan  (boleh nih buat nyari wangsit), trus kita makan apa adanya mam, keren dah pokoknya”cerocos ipeh,
“udah peh, minggu depan kita nyari massa buat kesana,bookmark ayee”
Dan datanglah minggu depan,,(halo minggu depan, sehat?), setelah dapat massa, (read kang Sule dan om Gilang, ) berangkatlah kami berempat kesana, ke negeri antah berantah di Bogor, what?? Di Bogor masih ada negeri antah berantah?,, Yuppp, BENAR SEKALI,, menurut Radar Bogor, kampung Cioray desa Leuwikaret kecamatan Klapanunggal kabupaten Bogor termasuk kampung yang terisolir, jadi otomatis romantis, akses kesana bakalan rada susah bin hese, tapi itu yang kami cari, kalo gampang mah maen aja ke mall, naek angkot nyampe,
Oke sip, berangkat dari kampus pagi, naek angkot hingga laladon, trus naek mobil elf ke Citeurep bayar 6rebuan, trus naek angkot lagi mnuju Talang air desa Lulut bayar 4rebuan, orang bilang sih naek angkot yang ada tulisan monsternya, nah pas perjalanan naek angkot ini lah, rupa-rupanya kami uda masuk kawasan penambangan PT indocement, jadi jalannya uda kaya perumahan gitu, bagus, nah baru dari desa Lulut, gak ada kendaraan lagi selain ojek, sampailah di desa Leuwikaret dusun Guha ciangin. Bayar ojek 5rebu lah,
Di dusun Guha ciangin ini, kami bertemu dengan kenalan nya Ipeh, namanya pa Yunus, panggil aja pa Unus, (pake U jangan pake A), setelah ngobrol2 melepas rindu antara mereka berdua (cieee ipehh),, maksudnya dengan pa Unus dan keluarga, (ooooohhh),, diajak lah kami untuk mencicipi buah yang ada disini, ada tuh namanya buah Kokosan, nama keren buah Koskosan, mirip kaya buah duku atau pisitan, cuman lebih asem, tapi panas-panas gini segar men makan yang asem-asem, apalagi keringat asemm (jorrookkkk),, saking banyak nya nih buah koskosan, udah kenyang pun gak segan-segan tas kami penuhin dengan buah, lumayan lah buat bekal dijalan, kan perjalanan masih jauh ke dusun Cioray, kebersamaan singkat ini tak menghalangi canda tawa kami dengan keluarga pa Unus, eh, ada satu buah lagi nih yang gw baru denger, namanya alkesa,,(lu kagak tau kan?, pastii, ), buah ini menurut gw nih yah, bau nya kaya durenn (ajippp,), bentuknya kaya alpukat (oyaa,,?), tekstur dan warna dagingnya kaya ubi rebus (nah lho,,, bingung gw,,), pokonya kalo imaginasi lu tinggi, bayangin dah, dan rasanya mantabh, manis beuddd,, harus dilestarikan nih potensi lokal kaya gini, dan gw pas pulang, bawa biji nya, trus gw tanam dah ditanah, eh dasar penyakit lupa, entah gimana itu nasib bijinya, gak tumbuh kali,,
Sip. Setelah ngisi perbekalan dirumah pa Unus dengan koskosan dan alkesa nya, petualangan sebenarnya dimulai, kami berempat jalan kaki menuju dusun cioray yang katanya penuh dengan pesona alamnya. Jalan yang kita lalui, awalnya perkebunan, dengan jalan tanah cukup buat lewat 1 mobil pickup mah (bahasa Garut nya “kolbak”), dan memang susah aksesnya, secara gitu tanah, ujan dikit, jadi licin, gak bisa lewat tuh mobil, tapi jalannya keren buat maenan offroad pake motorcross, apalagi katanya di cioray nya, sering banget motorcross pada offroad disana
Setelah melewati perkebunan, Gilaaa meennnn, (lu lagi men ya), kagak, maksudnya, Subhanalllohhhhh,, (nah itu baru keren), rasa lelah jalan kaki dibawah terik jam 1 siang selama 1 jam hilang sudah, disana terhampar luas pemandangan indah desa Leuwikaret, (gak percaya liat foto nya), ajippp,,,  trus disamping jalan kiri, berdiri kokoh tebing-tebing menjulang cakrawala tempatnya elang bersarang. Pengen deh gw panjat tebing disana,

tebing sebelum nyampe cioray, banyak elang diatas sana
desa lewikaret dilihat dari atas, sebelum nyampe cioray
trek nya tanah kya gono
saat nunggu pickup datang, sambil liat yang lag benerin jalan

“perjalanan masih 2 jam lagi?”ipeh said,,
“what, masih lama” sule said,
“ini beneran gak ada pickup yang lewat fah”gilang said
Baru aja gilang bilang gtu, dari kejauhan terlihat sebuah kotak perlahan menyusuri jalan, semakin dekat semakin besar, makin dekat, makin dekat, kotak itu berjalan menggunakan roda, ada lampu di depannya, owhhh,, that’s pickup, sudah lama daku menunggu, hingga rupamu terbawa alam mimpi wahai pickup, (lebay), sepertinya harapan memang selalu ada, tapi bentar, itu pick up gak salah jalan, ko datangnya dari arah cioray, owalahh, salah arah ternyata, yasudah, biarkan pickup lwat,
“itu pickupnya berhenti ditempat orang2 naruh batu dijalan, kita kesana aja yuk, kali aja nanti pickup nya mau ke cioray lagi buat ngambil batu,”sule said,,
Wah, analisis sule kali ini bener2 tokcer, setelah kita mamasang muka imut, eh memelas maksudnya, akhirnya bener juga tuh pickup pergi lagi ke Cioray, sekalian pulang ktanya, aseeekkkkk, saking senengnya, kita bantu juga nurunin batu dari pick up, biar cepet maksudnya, puanasss euy,,dan perjalananan pun dilanjutkan dengan bermobil pickup ria,,
Sampailah kita di Cioray,, dan benar men, disini kagak ada listriknya, sumber energy mereka dari tenaga suraya yang dipasang diatas atap rumah mereka, jadi mereka pake tenaga matahari lah, katanya sih dulu dikasih bantuannya sama pa Bupati dan PT indocement, oya ngomong-ngomong PT indocement, jadi nih setiap jam 12 siang dan jam 12 malem, bumi cioray pasti bergetar, pasalnya ada rutinitas pengeboman lahan tambang baru, buat mereka sih uda biasa, buat kami, sereeeemmmm,,,,
solar cell diatas atap

Senyum masyarakat disana menyambut kedatangan kami beempat, senja di cioray ini juga menemani kami berjalan menuju rumah penginapan seseorang. Seseorang yang dulu kata ipeh nih berjasa membantu mereke go field disini (semacam bakti sosial nya kampus ipb lah), dan hari ini kita akan melewati malam dirumah itu, rumah yang begitu sederhana, satu dapur, satu kamar tidur, dan satu ruang tamu, kalau boleh menyebut teras rumah berbibilik bambu tanpa pintu ini sebagai ruang tamu, namanya adalah pa Timun. Hidup bertiga dengan istri dan anaknya yang masih sd. Nama adik kecil itu adalah muna, awalnya malu-malu, dan hanya mau dekat dengan ipeh saja, seakan kami para lelaki begitu aneh dimatanya, (emang,,)
Disini tidak ada kamar mandi, jadi kalau mau buang air kecil atau besar, ya cukup ke hutan belakang rumah, ada lubang disitu, makanya gw selalu sedia tissue basah, persiapan kalo ada kejadian kaya gini nih, lalu air minum mereka dapat dari mana?, ada sumber air satu-satunya didusun ini, jadi setiap rumah ada ember2 besar sebagai tempat penampungan,
kondisi rumah pa timun yang sederhana

Keluarga pa Timun adalah keluarga yang sederhana, bertahun-tahun ia menabung kayu untuk membangun rumah impiannya, pekarangannya berumput jepang, dengan belakang rumah hutan, pohon jambu dan depan rumah ada pohon kelapa, mata gw langsung bening melihat kelapa yang ranum bergelayut didahannya. Tanpa pikir panjang, dan dengan polosnya gw minta aja sama pa timun, tentu saja lewat perantara ipeh, dia kan yang lebih dekat, dan akhirnya atas jasa gw, (sule, gilang bilang makasih ke gw,hahaha), kita bisa minum air kelapa asli, seneng dahh,
minum kelapa muda, yeaa
ini toh buah koskosan, alkesa nya gak kefoto euy

setelah solat magrib, kita ngobrol2 dengan pa Timun ngalor ngidul di beranda rumahnya, tibalah waktu makan malam, jadi makan apa kita? , yup, kita makan ya apa adanya, kemaren katanya pa timun baru pulang dari meladang di hutan, kan ujan turun tuh kemaren2, jadi banyak jamur kuping, ya kita pun makan jamur kuping, plus ikan asin, plus sambel edunn, dan yang lebih gw bikin girang, pa timun pulang dari ladang bawa hasil buruannya, emang nih pa RT yang satu ini punya senapan angin dan demen banget berburu sambil meladang, bapaknya pulang bawa apa coba?, dia bawa kancil, tau kan kancil yang sering di dongeng2 itu, sekarang kancil itu tergeletak dan akan gw makan, gimana gak girang coba, dan , uaahhh,, mantabbb gan,,  belum pernah gw mkan kaya gini, daging kancil itu beda banget sama daging ayam, kambing,ato sapi,  mirip daging kelinci sih kayanya, gurihnya daging kancil ditemani jamur kuping nya yang renyah menyatu dengan asinnya ikan asin lalu disegarkan dengan pedasnya sambel buatan istri pa Timun, nasinya pun pulenn, enyak enyak enyak,,gak akan terlupa makan kaya gini nih, nampolllll
Malam ini beralaskan sleeping bag, kami bertiga tidur bersama pa Timun di beranda, ruang tamu, teras, tempat makan, atau apalah disebutnya, sedangkan ipeh tidur di kamar bareng istri dan anak pa Timun, penerangan dari tenaga surya hanya bisa menyalakan lampu lima watt di rumah ini, mau ngcharge hp? mana bisa, ada sih tenaga surya yang lebih gede daya tampung listriknya di perpustakaan desa, disana kita bisa ngecharge hp sambil nonton tv bareng warga, satu untuk semua,
Setelah bangun pagi, gw iseng2 aja jalan2 pagi ke hutan belakang rumah, disana ada tebing yang tinggi, tapi gak terlalu curam, naik lah gw kesana untuk melihat dusun cioray dari ketinggian, dan bener saja, selain bisa melihat cioray, gw juga bsa melihat citeureup dari atas, Subhanallloh, kerdil sekali hamba mu ini Ya Rabb,, dan pas turun dari tebing, entah kenapa, perut mulai berkontraksi, gak bisa nahan lagi gejolak ini, gak bisa, kisah ini harus dituntaskan dengan ritual pagi, maka gw cari lubang yang dimaksud di hutan, dan OMG, masih ada bekas kotoran orang lain disana, gak akan gw buang hajat disana, maka dengan akal bulus gw yang kadang2 jail juga, gw pergi ke sumber air dusun ini, gw harus buang air ditempat yang deket air, dan Alhamdulillah ya, di deket sumber air itu, gw bisa buang hajat juga, hahahahaha, begitu bilang ke ipeh tentang kelakuan gw, di hanya bisa ketawa, karena katanya disitu gak dibolehin buang air, hanya buat sumber air, atau boleh mandi lah, dan gw mncetak sejarah baru, kwkwkwkwk, maf ya pa RT, udah gak nahannn, aman ko airnya,,
Okeh, sesuai planning awal, kita akan jalan2 hari ini menjelajahi dusun Cioray dengan segala potensi wisatanya, pertama kita akan pergi ke gua Inten, gua di dalam hutan, perjalanan ke gua ini terdapat kebun bawang yang disamping lahan nya ditancapi penolak babi hutan, karena emang hama utamanya adalah babi hutan, penolak babi ini berupa sejumput rambut yang diikat pada ajir, kemudian rambut ini dibakar pada malam hari. setelah berjalan sekitar 30 menit, sampai lah kita di gua inten ini. untuk masuk kedalam gua ini, harus turun terlebih dahulu, karena gua nya berada dibawah mulut gua, didalam gua ini terdapat sebuah batu stalagmite yang gede banget, permukaan stalagmite yang berkilau membuatnya seperti terdapat partikel intan disana, keren dah pokonya, pulang dari gua kita bawa kayu bakar, biar gentle dikit,hehe, nyampe rumah langsung sarapan dengan jamur kuping, ikan asin dan sambel lagi, dan tetepp maknyuuussss,,,
penolak babi hutan
stalagmite di dalam gua inten
permukaan batu stalagmit, berkilau gimana tu
bawa kayu bakar, buat masak ya
ruang tamu, beranda, ruang makan, atau apalah, kita makan disini

Perjalanan selanjutnya adalah menuju air terjun atau curug cioray, (itu gw kasih nama sendiri, karena lupa gak nanya nama air terjun nya), beda sama jalan kalau kita ke gua, jalan ke air terjun ini, kita muzti turun lagi kearah jalan pulang, gak terlalu jauh sih, nanti ada belokan trus ke air terjun dah, air terjunnya memang tidak terlalu besar, tapi tetap kita bsa mandi sepuasnya. Suara elang menemani acara mandi kita. Seru lahh pokonya,,,
air terjun cioray, kecil si airnya pada saat itu mah, biasanya gede

Menjelang siang kami pun pulang, dan mebersihkan diri, dan kacaunya ada burung merpati tidak teridentifikasi hinggap diatap rumah tetangga pa Timun, sejurus kemudian, senapan angin pa Timun dikeluarkan, kasiaan sih, tapi lebih kasian lagi perut gw yang uda bilang help me! dari tadi, burung merpati nyasar itu pun terkena hantaman peluru senapan angin pa timun hingga jatuh terkulai ke tanah, tanpa ba bi bu, pa timun langsung menyembelih burung dengan gw yang meganginnya (gak penting dah ini siapa yang megang?). menu apa siang hari ini?, siipppp, merpati bakar emang eduuunnn, ,, tetep ditemani tumis jamur kuping plus ikan asin dan sambal isti pa timun,,
merpati bakar,, eduuunnnn

Perpisahan pun terjadi, sejenak kebersamaan kami dengan pa timun diabadikan menjadi selembar foto, tidak ada ojek, tidak ada mobil pickup, selama 2 jam lebih ato 3 jam, lupa gw kami berjalan kaki menuruni bukit untuk sampai di dusun guha ciangin lagi, ditempat pa yunus, kami bermie ayam ria, dan pulang lagi ke bogor,
om gilang, ipeh, pa timun, gw, kang sule

Memang begitulah kehidupan masyarakat cioray, ditengah gemerlap kota bogor, masih ada kampung terisolir yang menunngu bantuan dari segala pihak, setidaknya mereka tidak terputus pendidikannya, selamat jalan pa Timun, terima kasih atas pengalaman tak terlupakan ini, semoga rumah yang didambakan segera tumbuh ditanah tercintamu,,
siipppp,thanks for reading my article, semoga bermanfaat,
ADVENTURE COMPLETE

Jumat, 11 Januari 2013

Engkau yang berjilbab biru.

Engkau yang berjilbab biru.

Umur nya sudah 25 tahun, teringat akan janji  nya disetiap sehabis sholat, “saya harus nikah di umur 25, harus,lalu sama siapa?”pikiran ini sedikit banyak mempengaruhi aktivitas sehari-hari dia dikampus ini. sebenarnya ada seseorang yang sempat menarik hatinya. Ia seorang perempuan yang begitu polos, disenangi teman-teman nya karena kebaikan dan keceriannya, ia begitu aktif sampai sering bepergian ke luar kota untuk musyawarah nasional organisasinya, ia begitu ekspresif saat bertutur kata membuat siapapun yang mendengarnya tersenyum, tawa renyah dan jilbab biru bahkan menjadi ciri khas nya, ia juga senang berpuisi, bahkan pernah tampil membacakan puisi di sebuah acara besar dikampus, dan seperi pecinta buku lainnya, ia senang membaca, hingga kadang suka terlihat membaca saat berjalan kaki.

“ko kamu bisa banyak tau tentang dia?,” oya, aku belum cerita, Lutfi banyak mendengar semua tentang dia, dari teman sekampusnya, dari ucapan temanyanya, Lutfi yakin, dia suka padanya, dan terakhir dapat kabar darinya, ia berencana ingin melamarnya, dan kabar nya juga, lamaranya di tolak, entahlah, laki-laki seperti apa yang orang tuanya atau perempuan itu inginkan, temannya jelas kaya, lumayan ganteng lah dibandingkan Lutfi, pernah menjadi presiden mahasiswa saat di kampus, dan sekarang jadi motivator. “Kurang apa dia,?” Pikirnya,

“jika ia ditolak, kamu mungkin ada kesempatan ?”,lalu otak rasionalnya berpikir, “jika teman saya yang uda segitunya aja ditolak, apalagi saya, seorang anak petani miskin, kerjaan hanya sebagai asisten dosen, bercita-cita menjadi penulis padahal malas berkarya, wajah pas-pasan, dan tidak terlalu dikenal di kampus. Mungkin dia bahkan lupa pernah punya teman kaya saya,”

Tiba-tiba sms di telpon genggam Lutfi berdering, menandakan ada pesan singkat masuk.
“a Lutfi, uda makan belum?, jangan lupa makan ya, biar ibadahnya kuat,salam”

Kamu tau apa yang pertama dipikirkan ketika membaca pesan singkat itu?, mungkin ada yang senang, merasa diperhatikan, merasa ada seseorang diluar sana peduli pada kita, dan pasti perempuan lah yang ngirim, kalau laki-laki mah dipertanyakan si Lutfinya nya, mari kita lihat apa yang Lutfi pikirkan, bukan nya ia senang, seketika langsung ia hapus pesan singkat itu, ia merasa belum saatnya atau terlalu berlebihan jika ada seseorang yang terlalu perhatiannya terhadapnya. Jika pun ada yang harus perhatian padanya, maka ia adalah istrinya, tapi Lutfi belum punya istri, tak lama pesan singkat lain masuk ke hp Lutfi.

“mas, sedang dimana?, saya kan janji mau traktir mas, ngobrol sambil makan siang yuk?,,, aku yang traktir deehh,, Ranti”

Hemz, ada seseorag lagi yang ngajak Lutfi makan siang, ditraktir pula, seperti nya hanya berdua, , “lagian kapan saya minta ditraktir, mending gak saya bales ah, kalo nanti nanya, bilang aja gak ada pulsa, eh emang gak ada pulsa ya. Takut nanti ada sms aneh lagi masuk, saya matiin hpnya aja dah. ”pikirnya dalam hati. Namun sebelum hapenya sempat dimatikan, sms lain masuk, sesaat Lutfi membaca nama kontak pengirimnya, tanpa membuka apa isi pesannya, Lutfi langsung mematikan hapenya.

Ini yang Lutfi takutkan, jika terus-terusan melajang seperti ini, godaan nya akan semakin kuat, maka sudah diputuskan, tahun ini, ia akan menikah, melindungi dirinya dan agamanya. “Lalu sama siapa?” pertanyaan itu terus mendesak untuk dijawab. “baik, ya Allah, ridailah keputusan hamba, engkau yang berjilbab biru, akan saya lamar” ucapnya tegas sambil memegang erat sebuah saputangan putih. Entah apa maksudnya.

 “kamu sudah yakin nak dengan pilihanmu?,”ibunya membuka percakapan saat Lutfi pulang kerumah untuk meminta ijin melamar perempuan berjilbab biru.

“kalau yakin si belum mah, hanya doa dari mamah yang membuat Lutfi yaki, doa seorang ibu”ucap Lutfi sambil duduk disamping ibunya.

“mamah sih selalu mendoakan yang terbaik untuk Lutfi, jika memang dia jodoh Lutfi, pasti akan selalu dimudahkan,yang penting kamu jujur dengan diri kamu sendiri”tangan ibu mulai mengelus, meraba-raba rambut Lutfi, seakan mencari kutu rambut dikepala Lutfi seperti yang dulu waktu kecil sering mereka lakukan, Lutfi selalu senang dengan elusan ini, walaupun sekarang sudah tidak ada kutu rambut dikepalanya.
“terima kasih mah, setelah wisuda S2 Lutfi bulan depan, Lutfi akan melamarnya”
***
“Lutfi, lagi dimana,? Ane minggu depan mau melamar seseorang, antum kan sering bikin puisi tuh, buatin puisi yang bagus dong, untuk calon istri ane,hehehe” sebuah pesan singkat masuk ke hp Lutfi, dari teman dekatnya.
“ada di kosan, dateng aja, ane perlu tau sedikit tentang calon istri ente, jadi kita ngobrol di kosan ya”balas Lutfi di hp nya.

Obrolan pun mengalir ngalor ngidul layaknya dua bujangan yang saling mengerti satu sama lain. Coret-coretan puisi dibeberapa lembar kertas menemani mereka berdua diteras sebuah kosan. Diselingi canda tawa saat obrolan mengingat masa-masa di S1. Organisasi, kuliah, skripsi, petualangan dan saling berbagi. Bagi Lutfi, temannya ini yang bernama Hanif sangat berarti. Wajah nya lebih ganteng, orangtuanya kaya, otaknya pintar, dan sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan ayahnya. Dulu disaat Lutfi butuh bantuan, hanif selalu ada untuk membantunya. Kalo hanya dimintai buat puisi, satu buku 500 halaman pun siap ia buat jika hanif yang minta.

“boleh tau siapa nama calon istri yang mau ente lamar?”Tanya Lutfi iseng.
“namanya Ayu Lestari, inget gak dulu dia aktif di organisasi kampus?, yang selau ceria terus itu lho, si akhwat berjilbab biru,”jawabnya polos penuh kegembiraan.

Seketika Lutfi tertegun, nama Ayu Lestari dan jilbab biru begitu dekat dengan pikirannya akhir-akhir ini, ia yang telah diputuskan untuk dilamar setelah wisuda, akan dilamar teman baiknya, teman yang selalu membantu nya dulu di waktu kuliah S1 nya. Semakin sering hanif menyebut namanya, semakin kuat Lutfi berpikir,  “apakah saya harus jujur pada hanif tentang keputusannya, atau mendukung hanif sepenuhnya dan merelakan si jilbab biru untuk Hanif lamar?”

“kenapa fi, jangan bengong gitu?”tangan Hanif menyiku bahu Lutfi yang asik memainkan pensil.
“engga, ane lagi mikir kelanjutan puisinya, jadi mana nih puisi yang mnurut ente bagus?”jawabnya asal.
***
Semenjak obrolan dengan Hanif mengenai sijilbab biru, Lutfi makin kepikiran apa yang harus ia perbuat, menyerah sudah lama ia buang dalam kamus pikirannya, semenjak kejadian itu, ia akan selalu bekerja keras dan fokus untuk apa yang ia inginkan, namun kali ini logika nya yang menang. “Hanif itu udah sempurna, jadi jika kamu mau maju, udah dapat dipastikan bakalan kalah, relakan si jilbab biru, masa iya tega ngerebut calon istri temen mu sendiri”.“baiklah baiklah, maaf kan saya mah, sepertinya anakmu belum berjodoh dengan sijilbab biru, mungkin masih ada jilbab biru yang lainnya yang memang berjodoh untuk anakmu”

Lalu kabar itu datang, Hanif, temen yang ia anggap sempurna, lamarannya ditolak oleh orangtua si jilbab biru, entah apa alasannya, ia juga tidak mengerti, sudah dua orang temannya yang ia tahu ditolak lamaranya, hatinya sebagai teman tentu sedih mendengarnya, ingin sekali ia datang memeluk Hanif dan menghiburnya, tapi tak bisa dipungkiri juga sedikit ruang di sudut hatinya, ada semangat yang mulai tumbuh kembali,  “Ya Allah, jika memang ia jodoh saya, mudahkan lah ya Allah,”ucapnya membatin sambil menggenggam sapu tangan putih.

Niat untuk melamar ia utarakan kepada seseorang yang menurutnya pantas ia mintai sharing,
“tau kisah sayyidina Ali saat beliau akan menikahi Fatimah?”ucapnya lembut menenangkan,dari foto diruang tamu itu,diketahui ia sudah menikah, wajahnya tenang namun kalau bicara kadang tegas mengingatkan, kadang lembut menenangkan, atau kadang tertawa menghibur, seakan selalu tau kondisi setiap orang yang ditemuinya. Ia cocok dijadikan guru untuk panutan, dan selalu senang dijadikan sahabat tempat curhat seperti sekarang ini.
“iya tau bang, dua orang temen saya mungkin Abu bakar dan Umar RA  nya, tapi saya bukan sayyidina Ali yang Rasulullah tunggu untuk melamar putrinya, Fatimah, saya kalaupun jadi melamar, mungkin peluang ditolaknya lebih besar,”ucap Lutfi menuturkan kisahnya.
“antum sudah dapat restu dari orang tua kan?,”
“sudah bang”
“ada hadist buat antum “Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara."(H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud), jadi ingat tujuan antum menikah, antum kan bilang ingin menjaga diri dan agama, maka caranya ya menikah, dan antum sudah mampu, masalah ia adalah jodoh antum atau bukan, itu urusan Allah, yang penting antum telah berusaha melaksanakan sunnah Rasul dan perintahNya, insya Allah pasti akan diberi kemudahan, sesulit apapun jalannya, dan jika ane boleh berkomentar lagi, antum sudah diberi kemudahan oleh Allah dengan jalan ditolaknya lamaran dua temen antum, mungkin antum yang orang tua akhwat itu cari, maka berdoalah dan bersegeralah dalam kebaikan. afwan jika ane terkesan menggurui,,”ucapannya tetap tenang, tapi menyemangati, dan menurut saya dia ikhlas berkata seperti itu, lihat aja tuh Lutfi, sampai tertegun menatap mata ustadnya
“insya Allah bang, saya semangat lagi melamar sijilbab biru,syukran,”ujarnya sebelum pamitan,,

Hari keberangkatan pun tiba, sengaja Lutfi pergi sendiri karena memang biaya transport hanya cukup untuk sendiri, kemana Lutfi akan pergi?, ia pergi ke tempat yang bahkan belum pernah ia menjajakan kaki disana,hemz,Makassar, Ia akan menyebrangi pulau-pulau dan melintasi lautan luas. Tentunya pake pesawat, lebih mahal, tapi lebih mudah. Sebelum berangkat, Lutfi memberitahu juga mengenai niatnya pada kedua teman yang sebelumnya pernah melamar sijilbab biru, dari kedua tatapan mata mereka, terlihat mereka mendukung Lutfi, hanya satu pesan mereka,”JUJUR dengan dirimu.”

Satu hal yang kurang dari seorang Lutfi adalah dia cenderung nekad dalam mengejar harapannya, bukan kurang sebenarnya kata yang lebih tepat, tapi kemauan kerja keras nya overload. Terkadang juga hal itu bagus, jadi kesimpulannya?, nekad sesuai waktunya. That’s the colclusion. Mari kita lihat Lutfi lagi, dalam pesawat dia baru nyadar, kecamatan panakkuang-Makassar.-Nama yang terdengar aneh bagi orang depok seperti Lutfi- tentunya adalah daerah yang luas.

Sebenarnya, sebelum berangkat, Lutfi sekali mengirim pesan singkat kepada sijilbab biru, saking rumitnya urusan seperti ini bagi Lutfi, draft pesannya pun harus mengalami uji kelayakan pesan selama seminggu. dan baru sebelum pesawat berangkat, pesan itu pun baru bisa terkirim, karena sudah tidak bisa mundur lagi pikirnya. sampai saat ini pesan singkat itu belum dibalas oleh sijilbab biru, karena hp memang harus dinonaktifkan ketika dalam pesawat, “emang apa isi pesannya?, cukup singkat, “saya akan datang melamarmu, Lutfi hasan”. Saat hp dinyalakan ketika sampai di bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar, sebuah pesan singkat masuk, dari senyum yang terlihat di wajah Lutfi saat membacanya, sudah dipastikan, pesan itu balasan dari sijilbab biru,lalu apa isinya?,,nanti kita lihat, sejurus kemudian, Lutfi pergi membeli karcis damri seakan sudah tahu harus kemana, dan memang dia sudah tahu,
***
Rumahnya asri dengan taman hijau yang tidak begitu luas tapi nyaman memandangnya. Pagar rumah baru dicat hijau serasi dengan pekarangan dan cat rumahnya. Sebuah mobil kijang inova terparkir digarasi luar ,“mudah-mudahan mereka sedang ada dirumah” pikirnya.

Begitu ia menekan bel, keluarlah seorang bapak-bapak dari dalam rumah melongok siapa yang menekan bel. Garis-garis kerutan mata terlihat diwajah bapak itu, uban tumbuh disana-sini, dan perawakannya tinggi, masih terlihat gagah meski sudah tua, setelah menjawab salam, bapak itu membukan kan pintu pagar mempersilahkan Lutfi masuk.

Lalu apa yang terjadi dengan Lutfi?, ia tertegun memandang wajah si bapak, wajah yang tak begitu asing dalam hidupnya, wajah yang mengajarkannya akan kerasnya dunia, oh ya, Lutfi tidak akan pernah lupa dengan wajah itu.
“saya temannya Ayu pak”kata itu keluar begitu bapak itu bertanya siapa Lutfi,

Mereka kemudian masuk kedalam rumah, kesan elegan begitu kental saat memasuki ruang tamu bapak itu, penataannya yang artistic membuat tamu yang datang akan merasa nyaman duduk berlama-lama di sofa empuk yang terbuat dari kulit ini. ah, semua kenyamanan ruangan ini tak senyaman pikiran Lutfi saat ini, ia berpikir keras, apa yang harus ia perbuat, haruskah ia jujur dengan masa kecilnya pada bapak itu, mungkin bapak itu sekarang masih marah pada Lutfi kecil karena telah mencuri pensil gambar anaknya, dan bagaimana mungkin seorang ayah mau menikahkan anaknya dengan seorang pencuri?, aahhh, atau mungkin ia tidak usah mengungkit masa kecil itu, toh ada kemungkinan bapak itu sudah lupa, tapi kalau suatu saat bapak itu ingat, dia pasti marah besar, dan,, aahhh, Lutfi gak berani memikirkan kemungkinan itu,,

Tiba-tiba teringat pesan kedua temannya, ustadnya, dan ibunya,,”jujurlah terhadap dirimu sendiri,”,,yap,pikiran Lutfi mulai jernih kembali, “itu sudah lama sekali, saya akan jujur terhadap bapak itu, dan terhadap diri saya sendiri”, pikirnya dalam hati.

“bapak ingat siapa saya?”Lutfi mulai membuka percakapan setelah istri bapak itu memabawakan minum dan duduk disamping nya.
“hemz, siapa ya, saya tidak ingat,apakah kita pernah bertemu?”dahinya terlipat

Dengan jujur, Lutfi menceritakan masa kecilnya dulu, bagaimana bapak itu pernah memukulnya karena mencuri pensil gambar anaknya, bagaimana anaknya kembali lagi untuk mengusap darah dihidungnya hingga saputangan putihnya tertinggal, dan bagaimana anak berkepang dua itu memotivasinya hingga ia menjadi seperti sekarang ini, masih dengan jujur ia bercerita mengenai sapu tangan milik anak berkepang dua itu selalu menjadi motivasi untuk selalu bekerja keras,mengajarkan bahwa hidup ini tidaklah mudah,dan betapa kejadian itu, menjadi titik baliknya untuk menjadi lebih baik,

“saya minta maaf dan sangat berterima kasih atas pengajaran bapak saat itu, mungkin jika bapak tidak memukul saya, atau anak kecil berkepang dua itu tidak keembali dan memberikan saputangan putihnya, saya tidak tahu akan seperti apa saya sekarang ini,”ucapan Lutfi begitu tulus keluar dari hatinya,

“sekarang saya datang kesini ingin melamar anak bapak untuk menyempurnakan agama saya, ini semua tentang saya dan masa kecil saya, tidak ada yang ditutupi, jadi terserah bapak akan menerima atau menolak lamaran saya”lanjutnya dengan tetap menatap mata bapak dan ibu didepannya.

“jadi kamu yang bernama Lutfi hasan,”ucap bapak itu datar, apakah ia sudah tahu tentang Lutfi, siapa yang memberi tahu?, oya, ia pernah mengirim sms ke putri bapak itu, pasti ia sudah cerita, dan ia cerita apa? Semua keburukan Lutfi kah?, atau tentang kebaikan Lutfi, ah, mana ada kebaikan Lutfi yang sijilbab biru itu ketahui, bukannya ia berjumpa hanya sekali, saat ia mengantar temannya ikut naik gunung bersama Lutfi?, lalu, dari tadi bapak itu hanya diam mendengar Lutfi bicara, apakah itu berarti bapak itu masih marah terhadap Lutfi, kalau seperti ini, sudah pasti lamaran ditolak, aahhh,ingin rasanya Lutfi  kabur dari sini,

Suara pintu yang dibuka serta salam yang menungu untuk dijawab menyadarkan Lutfi dari lamunan kilatnya. “mas Lutfi sudah datang?, cepat sekali, ayah, kenapa tidak mempersilahkan mas Lutfi minum, ayo diminum tehnya mas,maaf rumah nya kaya gini ya, hehehe”ucapnya menyerobot saat masuk kedalam rumah, cantik, ceria,  dan ekspresif, tiga kata yang terlintas dikepala Lutfi untuk menggambarkan sosok perempuan berjilbab biru tadi. “ko bengong mas,ayo diminum,uda dingin tehnya nanti gak enak lho,”
“ehh, iya,”Lutfi langsung menyambar gelas teh di atas meja,

Setelah mencium tangan kedua orangtuanya, perempuan berjilbab biru itu langsung duduk di samping ibunya. Seketika itu Lutfi tidak berani memandang bapak atau ibu didepannya. Lalu berkumandang lah adzan magrib, perjalanan seharian ini cukup melelahkan untuk Lutfi, mungkin dengan sholat bisa menyegarkan kembali tubuh dan pikirannya,

Lutfi dan ayah perempuan berjilbab biru pergi sholat magrib di masjid dekat rumah, mereka tidak banyak bicara, namun setelah shalat magrib, si ayah mendekati Lutfi dan teranglah semua kerumitan ini, dengan mata berair, si ayah bercerita tentang penyesalannya telah memukul Lutfi waktu kecil dulu, semenjak itu, ayah Lutfi sebenarnya sangat ingin meminta maaf pada anak kecil itu, tak seharusnya ia berlaku seperti itu didepan putrinya, ia malu menjadi ayah yang kejam, ia sering berkhutbah di hari jum’at mengenai kelembutan hati, tapi sebenarnya ia sendiri kasar,
“bapak minta maaf nak telah memukul mu waktu itu”

Tak kuasa Lutfi menahan tangis, ia langsung menyambar tangan si ayah dan berkata,”saya pak yang harus minta maaf,” mereka pun berangkulan seperti seorang ayah dan anak, melepaskan beban berat dari pikiran masing-masing, keakraban pun cepat terjalin dikedua laki-laki ini. setelah shalat isya, merekapun pulang ke rumah. Dari cerita si ayah dalam perjalanan ke rumah, tau lah bahwa sijilbab biru ternyata bercerita tentang kebaikan Lutfi, katanya Lutfi yang tanggung jawab, Lutfi yang bisa jadi dosen diumur 25, Lutfi yang selalu fokus pada tujuannya dan bekerja keras mendapatkanya, cerita tentang Lutfi putrinya dapat dari temennya yang pernah ikut naik gunung bersama Lutfi.

Lalu, apakah lamaran Lutfi diterima atau ditolak, jawabannya masih menggantung sebenarnya, terus terang Lutfi belum bisa menyimpulkan diterima atau ditolak, ia tidak ingin mereka-reka, ia ingin jawaban yang jelas, sebelum ia pulang.

“nak Lutfi makan dulu ya, sudah disiapin, Ayu lho yang masak”ucap ibu nya menyambut kami yang baru pulang, seharian ini Lutfi memang belum makan, rasa laparnya berhasil dikalahkan otaknya yang terus menerus berpikir. Dan dimeja makan itulah, tuhan memperjelas semuanya untuk Lutfi, tuhan telah menggariskan semuanya untuk mereka berdua, dengan singkat, padat, jelas dan tegas, ayah Lutfi berkata sebelum mereka makan. “bapak menerima lamaran nak Lutfi,”

Kedua insan tertunduk malu mendengarnya, senang, tentu saja, Lutfi yang begitu bahagia bisa menikah dengan anak kecil berkepang dua yang kini sudah dewasa, tak pernah ia pikirkan jika Allah akan mempertemukan mereka dengan cara seperti ini, lalu, perempuan berjilbab biru yang begitu merindukan sosok suami berkepribadian seperti Lutfi, walau kabar itu hanya sebatas cerita temannya, keduanya tidak berani bersitatap, tapi senyum merekah di bibir keduanya, “Terima kasih ya Rabb, lancarkan dan ridoilah rencana pernikahan kami,” ucap keduanya dalam hati masing-masing

“jadi nak Lutfi kapan akan mengajak orangtua nya datang kesini,”pertanyaan itu menyadarkan kembali lamunan kilat Lutfi, “atau gini aja, minggu depan, kami akan ke bogor untuk mendaftarkan adik nya Ayu kuliah di Bogor, bagaimana kalau kita bertemu di Bogor saja, biar nak Lutfi tidak membuang ongkos untuk kemari lagi,” Lutfi hanya bisa mengangguk tanda setuju,
“jadi malam ini nak Lutfi mau nginap disini?”Tanya ibu sijilbab biru,
“saya malam ini akan langsung pulang ke bogor, karena ada hal yang harus saya kerjakan besok,jadi setelah ini saya mohon pamit,”jawab Lutfi tenang,
“kalau begitu, kita antar sampai ke bandara, kalau malam agak susah kendaraan”

Begitu indah sekali takdir tuhan, sebenarnya ingin sekali ia mengembalikan sapu tangan putih saat itu juga, belum, nanti kalau sudah saatnya, akan ku kembalikan sapu tangan putih ini, sapu tangan yang begitu berharga ini, akan ku kembalikan pada pemiliknya, engkau yang berjilbab biru, adalah pemiliknya.