Aku ingat
sekali pertemuan pertama kita, duduk di angkot yang sama, naik bus yang sama, lalu
naik angkot lagi, putih dan orange yang sama, tapi sayangnya kamu turun di
perumahan tanpa plang itu, aku turun tepat 10 menit setelah kamu turun. Dan bodohnya,
aku malah nyasar, setelah Tanya sana-sini, harusnya aku turun di tempat
kamu tadi turun. Yasudahlah, berbuat baik itu kadang perlu perjuangan.
Sesuai dugaan,
aku datang telat dan tidak sempat briefing untuk kenalan. Setelah menyapa kakak
Koordinator pengajar sekolah alam ini, aku langsung di suruh ikut mengajar di
kelas mendongeng. Waw,, wajahmu menyembul disela anak-anak yang duduk manis
disekelilingmu. Aku perhatikan, kamu begitu ceria, ekspresif, dan nada
mendongeng mu berhasil menyihir anak-anak itu. Ya ya ya, aku juga sempat
terbawa kedalam ceritamu hingga tidak sadar beberapa kali kamu menyapa dan
memintaku untuk mengenalkan diri. Jika dipikir-pikir, lucu ya, sepasang manusia
dewasa, mendongeng pada anak-anak, seperti,,,,,,,hehehe,,, eh, hush,hush,
jangan mikir yang aneh-aneh.
Percakapan kita
pun masih biasa aja, nanya nama lagi, asal, kampus, tapi anehnya begitu
ngomongin anak-anak di kelas dongeng tadi, percakapan mulai sedikit mencair,
tidak lama memang, tapi aku senang.
“eh, minggu
depan ngajar lagi kan?”, Tanyamu sebelum turun dari angkot,,
“iya, kenapa?”
jawabku
“minggu
depan hana yang dongeng yak, hehehe” senyum mu berhasil membuat aku menggangguk
mengiyakan. Lalu kau pun pergi.
Kamu gak tau
kan, hampir setiap sebelum tidur aku berlatih ngedongeng, yah walaupun ujung2
nya sering ketiduran, tidaakk, nanti anak2 malah tidur juga ngedenger ceritaku,
makanya aku tiba-tiba jadi senewen nyari di youtube tentang teknik mendongeng,
hingga hari minggu pun datang. rupanya kamu minta aku mendongeng karena kamu gak bisa datang ya, baiklah,
Disaat aku mendongeng, aku baru tau kalau kamu ternyata hari itu juga datang, lalu ikut mendengarkan ceritaku, aaakkk, kenapa aku gak nyadar, yowislah, aku ngedongeng bukan karena dia ko, karena aku emang suka anak-anak.
Disaat aku mendongeng, aku baru tau kalau kamu ternyata hari itu juga datang, lalu ikut mendengarkan ceritaku, aaakkk, kenapa aku gak nyadar, yowislah, aku ngedongeng bukan karena dia ko, karena aku emang suka anak-anak.
Minggu berikutnya,
aku tidak mendongeng, kamu juga tidak mendongeng, karena kami sekarang ngajar
ngegambar. Kami?, oya, jadi malu, aku dan dia tetap dipasangkan untuk mengajar
bersama. Dan jahatnya kamu bareng anak-anak malah nertawain aku, “hihihiihi,
pipi kamu cemong”,ucap mu jahat, tanpa aba-aba, langsung aja ku colek juga pipimu
pake cat item, anak-anak malah terpingkal nertawain kami, gaduhlah kelas
menggambar hari itu. tapi aku suka seperti ini. Kami pun sudah semakin
akrab, berangkat janjian bareng, diangkot maupun di bis mulai ngobrol ngalor ngidul,
nertawain tingkah anak kecil lah, cerita petualangan naik gunung lah, atau
nertawain kejadian konyol masing2 selama seminggu gak ketemu. Tentunya bareng-bareng
dengan pengajar lain lah. Gak berani kami berangkat cuma berdua, ingat, nenek
bilang itu berbahaya, heyyyyyyy, heyyyyyy,,
O yahh,,
sudah dua bulan , tiap minggu kita bersama, bercengkrama bersama alam dan
anak-anak, memberikan kedewasaan pada mereka dengan ilmu yang kita punya, bertanam
di kebun, bercerita tentang nabi-nabi, menggambar imajinasi, membaca, menulis,
menyanyi, tertawa, dan semua hal yang bisa kita berikan pada mereka. Dan minggu
itu kamu hilang, juga minggu-minggu selanjutnya, baiklah, bohong jika aku katakan
aku tidak rindu padamu, secepat itukah kamu datang dan pergi, tanpa salam
perpisahan misalnya, atau sekedar ucapan, “hana, terimakasih atas hari-hari
indah bersama, semoga kita bisa berjumpa lagi”, yah, sebenarnya aku tau kamu
dimana, di negeri antah berantah sana, dan sebenarnya kamu juga sudah cerita,
bahwa suatu saat jika dipanggil, kamu langsung akan pergi. tapi tetap saja
terlalu cepat bagiku, tak tau kah kamu bahwa hati wanita begitu sulit dalam mencerna
perubahan keadaan. Apalagi dari keadaan bahagia menjadi hambar seperti hari ini.
Tidak, tawa anak-anak selalu berhasil menggarami rasa di hatiku, atau mungkin karena
tawa anak2 lah rindu akan tawa renyahmu terobati?. Ah yang jelas, aku masih
suka datang mengajar di sekolah alam ini, berharap suatu hari kau akan datang
dan kita mendongeng bersama lagi.
Ya Allah, jika
perasaan ini baik dan benar, sampaikan padanya ya Allah,
owh, ada pesan singkat dari kakak koordinator sekolah alam,
"mengundang teman-teman pengajar pada nikahan Deri dan Sinta,,, bla bla bla"
Ya Allah, jika perasaan ini baik dan benar, hapus perasaan ini Ya Allah, pleasseeeee,,"
owh, ada pesan singkat dari kakak koordinator sekolah alam,
"mengundang teman-teman pengajar pada nikahan Deri dan Sinta,,, bla bla bla"
Ya Allah, jika perasaan ini baik dan benar, hapus perasaan ini Ya Allah, pleasseeeee,,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar