Istano basa Pagaruyung
Tiket masuk istana ini sebesar 7rebu. Terletak di kecamatan Tanjung
emas, kota Batusangkar kabupaten Tanah datar, Sumatera barat.
Istana yang penuh dengan ukiran berfalsafah sejarah dan
budaya minangkabau ini sudah beberapa kali mengalami kebakaran. Jadilah hanya
replica sosok bangunan megah dari kayu ini yang kita pandang sekarang. Pertama
terbakar saat kerusuhan berdarah tahun 1804. Kemudian didirikan kembali dan
terbakar lagi tahun 1966. Lalu pada masa gubernur Harun zain, kembali istana
ini dibangun tapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Kata orang, tidak bagus
membangun rumah di tanah bekas kebakaran. Pada tanggal 27 februari 2007, lagi-lagi
istana ini kebakaran. Adalah petir menyambar ujung atap bagonjong sebelah kiri
yang membuat istana kebanggaan orang Batusangkar ini ludes dilalap api.
Diperkirakan hanya 15 persen barang-barang berharga yang bisa di selamatkan.
Pas gue kesana, kebanyakan benda-benda peninggalan hanya replica saja. Yang
asli disimpan di balai benda purbakala kabupaten Tanah datar.
Selama 6 tahun, perbaikan yang
menghabiskan biaya kurang lebih 20 milyar ini selesai membangunkan kembali
kemegahan istano basa Pagaruyung dengan kondisi sama, 11 gonjong atau atap, 72
tonggak dan 3 lantai. Dilengkapi dengan satu surau atau mushola dan tabuah
rangkiang patah Sembilan atau lumbung padi. Pada tanggal 30 oktober 2013,
presiden Sby resmi membuka kembali istana untuk umum. Dimeriahkan dengan pesta
adat yang menelan biaya 1,5 milyar. Lengkap nya prosesi upacara adat bisa di
lihat di http://www.tempo.co/read/news/2013/10/26/058524817/Peresmian-Istana-Pagaruyung-Telan-Rp-15-Miliar
Pada masa kerajaan Minangkabau tegak berdiri, istano basa Pagaruyung
memiliki peran ganda. Sebagai pusat pemerintahan juga sebagai tempat tinggal
raja atau dipanggil ‘rajo alam’. Istano baso artinya istana yang besar atau
agung.
Jika hendak memasuki
istana, sandal haruslah dilepas. Dahulu ada namanya batu tapakan, tempat mencuci kaki sebelum naik. Lalu saat masuk ke
dalam, lantai yang digunakan terbuat dari kayu. Padahal sebelum kebakaran, lantai
istana menggunakan bambu. Paling tengah, yang sejajar dengan pintu masuk
terdapat singasana (pelaminan bundo
kanduang) yang berfungsi tempat bundo
kanduang (ibu suri) melihat siapa yang datang atau belum datang kalau ada
rapat kerajaan.
Di kiri kanan singasana, terdapat bilik-bilik kamar tempat
putri-putri raja yang sudah menikah. Dimulai dari sebelah kanan untuk putri
pertama, hingga bilik terakhir untuk adik-adiknya. Dari 9 ini, satu ruangan
dijadikan tempat jalan ke dapur yang disebut selasar. Didepan bilik kamar putri, terdapat bandua tangah, berfungsi untuk ngobrol-ngobrol keluarga penghuni
bilik.
Di bagian paling kanan atau disebut pangkal rumah, terdapat anjuang rajo babandiang yang mempunyai 3
langgam atau tingkat. Langgam pertama
sebagai tempat sidang, langgam kedua tempat beristirahat sedang langgam ketiga
sebagai tempat tidur raja.
Dibagian paling kiri, terdapat anjuang perak yang berfungsi pada langgam pertama sebagai tempat
bundo kanduang mengadakan rapat kewanitaan, langgam kedua tempat istirahat dan
langgam ketiga sebagai tempat tidur.
Disamping singasana, ada tangga menuju lantai dua. Disini,
terdapat satu bilik kamar yang berfungsi sebagai tempat putri raja yang belum
menikah. Disebut anjuang paranginan.
Disini juga terdapat kursi dan meja tempat keluarga bercengkrama.
Naik ke lantai tiga, terdapat mahligai yang berfungsi sebagai tempat menyimpat alat-alat kebesaran
kerajaan. Biasanya di simpan di dalam peti khusus yang dinamakan aluang bunian. Disini juga terdapat
kursi dan meja untuk bercengkrama.
Saat keluar dari istana, di sebelah paling kanan, terdapat
dua tabuah larangan. Yang satu
bernama gaga di bumi yang dibunyikan
saat ada peristiwa besar (bencana alam, kebakaran, dll). Yang kedua bernama tabuah mambang diawan yang dibunyikan untuk
memanggil rapat para basa nan ampek balai
(dewan empat mentri) yaitu tuan titah di Sungai tarab, tuan kadi di Padang
ganting, tuan indomo di Saruaso, tuan mankudun di Sumanik, tuan gadang di Batipuh
serta Tigo selo (raja alam, raja
adat, raja ibadat).
Disamping tabuah
larangan, terdapat surau tempat shalat, belajar mengaji dan tempat tidur
putra raja yang telah akil baligh. Seperti yang gue bilang tadi, rumah gadang
itu untuk perempuan, yang laki-laki mah tinggal di surau-surau atau merantau.
Di samping paling kanan, berlatar gunung marapi, terdapat
pohon beringin tempat bermain anak-anak raja. Disebut tanjuang mamutih. Sedangkan dapur berada menyambung dibagian
belakang istana.
Jika membaca sejarah kerajaan Pagaruyung, dahulu sebelum
memeluk islam, adalah penganut budha. Terutama pada masa pemerintahan Adityawarman
pada abad ke-13. Seperti tercatat pada prasasti Batusangkar (basurek) yang menyebutkan
ritual ajaran tantris dari agama budha yang disebut Hevajra, yaitu upacara
peralihan kekuasaan Adityawarman kepada putra mahkotanya.
Lalu pada akhir abad ke 14, agama islam mulai masuk dan
berkembang pesat pada abad ke-16. Yaitu melalui para musafir dan guru agama
yang singgah atau datang dari Aceh dan malaka. Adalah syaikh Burhanudin ulakan,
ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama islam di Pagaruyung. Pada
abad ke-17, kerajaan Pagaruyung resmi berubah menjadi kesultanan islam dengan
raja pertama bernama sultan alif.
Sejak masuknya agama islam, banyak peraturan adat yang
bertentangan dihilangkan dan atau diganti dengan ajaran islam. Seperti muncul
nya pepatah adat Minangkabau “adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, artinya adat minangkabau
bersendikan pada syariah agama islam, sedangkan syariah bersendikan pada kitab
Allah (Al Quran). Namun hal ini menimbulkan pertentangan dengan kaum adat yang
sudah lama bercokol di tanah Pagaruyung. Mulai timbullah konflik-konflik
saudara yang terkenal dengan perang Padri antara kaum padri (ulama) dan kaum
adat.
Untuk sejarah lengkapnya, lihat aja disini yak http://radioranahminang.blogspot.com/2012/08/sejarahkerajaan-Pagaruyung.html
Di Batusangkar juga terdapat benteng peninggalan
jaman belanda, bernama benteng Van der
capellen sejarah lengkapnya juga bisa dilihat disini http://id.m.wikipedia.org/wiki/Benteng_Van_der_Capellen
tiket istano
gerbang istano
gue dan pak budi
istano basa pagaruyung
istano foto dari samping
pakaian adat, ada penyewaannya lho
tangga menuju istano, monggo!
saat kebakaran, lupa gue ngambil link dari mana
penuh dengan tiang, di dalam istano
singasana
bilik kamar putri
bandua tengah
anjuang rajo babandiang
anjuang perak
tangga menuju lantai 2
anjuang paranginan
kursi meja tempat bercengkrama
mahligai
aluang bunian
view dari lantai 3
tabuah larangan
surau
rangkiang
tanjuang mamutih
batu basurek
Beres berpetualang sejarah di Istano basa pagaruyung,
bertandang lah kami ke tempat calon istrinya pak Budi di nagari Sumanik. Dan
ternyata, calon istrinya tinggi beud badannya. Dia 5 cm lebih tinggi dari gue. Mikir
gue, pak Budi aja sepantar tinggi nya ama gue, istrinya lebih tinggi lagi. Pgimane nanti anaknya yak, besar-besar
pulak. Weleh-weleh. Pokoknya selamat menikah yak uda Budi, uni Yuanikma. Maaf
awak ndak bisa datang ke pernikahan
kalian tanggal 7 desember kemaren. Awak harus terbang ke Medan. Tapi semoga
kebersingkatan kita bersilaturahmi dengan keluarga uni Yuanikma, muka awak yang
ganteng ini bisalah diingat yak, sapa tahu someday
bakal kesini lagi. Atau punya kenalan gadis-gadis cakep Batusangkar, eh.
Jam 1 siang, naik travel lah gue sendirian menuju bandara
minangkabau di Padang. Menurut hasil nanya, sekitar 3 jam perjalanan kita ke
bandara.
Dalam mobil travel berongkos 40rebu ini, gue sengaja duduk
paling depan, biar bisa ngamatin banyak hal. Dan salahnya, camdig gue disimpan
di tas yang disimpan di kursi belakang. Terlewatkan sudah view-viem keren sepanjang perjalanan. Okeh gue kasih ceritanya aja
yak.
Surau lubuk bauk
Dari Batusangkar, jalanan menuju arah Padang panjang, dikiri
kanannya banyak perbukitan dengan sawah-sawah menghijau dan menguning. Entah
nama daerah nya apa, gue ngelihat satu surau dengan atap berbentuk bagonjong
atau atap khas rumah gadang. Di sebelah kiri jalan dari dalam mobil travel. Setelah
gue googling, ternyata surau itu
bernama surau lubuk bauk, berada di jorong lubuk bauk, nagari Batipuh baruh
kecamatan Batipuh kabupaten Tanah datar atau berada di pinggir jalan raya Batipuh
ke Padang panjang.
Surau yang memiliki luas 154 meter persegi dan tinggi 13
meter ini dibangun pada tahun 1901 menggunakan kayu surian berarsitek lama oleh
para ninik mamak yang berasal dari
tanah wakaf datuk Bandaro panjang, dari suku Jambak. Berarti umur surau itu
sudah 112 tahun ya. Subhanalloh. Dan sesuai fungsinya, bangunan ini telah
menjadi saksi sejarah berbagai generasi yang mempelajari islam di dalam
bangunannya. Semoga saja, suatu hari gue bisa datang lagi dan solat di surau
bersejarah ini. Oya menurut hasil googling
juga, surau ini sempat di shoot untuk
film tenggelamnya kapal vanderwijk. Entah gue belum nonton filmnya. Mau tau
lebih lengkap arsitektur bangunannya, bisa lihat disini https://baralekdi.blogspot.com/2012/09/surau-lubuk-bauk.html
Lalu masuklah gue ke kota Padang panjang yang
menurut gue terlihat rapih tata kotanya. Tidak lama kemudian menuruni lembah
dengan pemandangan kiri kanan kawasan taman nasional Kerinci Seblat. Terkenal
lah lembah ini dengan sebutan lembah Anai. Banyak kolam renang, Air sungai nya
jernih, ada air terjun pula tepat dipinggir jalan. Jadi dari mobil pun bakal
bisa dilihat itu air terjun. Jalanan pun berkelok-kelok turun seperti di puncak
Bogor sana. Udaranya jelas dingin lah. Karena hutan kiri kanan jalan masih
sangat perawan. Dan di jalan ini juga harus ekstra hati-hati. Ada beberapa
titik jalan yang rawan longsor.
surau lubuk bauk http://www.panoramio.com/m/photo/91925978
lembah anai
air terjun lembah anai
Jam 4 sore sampailah di bandara Minangkabau Padang, sekitar
1 jam kalau dari Padang kota. Bandara ini cukup luas, dengan fasilitas wifi
yang boleh lah ngilangin kebosanan gue. Nonton jalan-jalan men di youtube pun
gak kerasa udah 1 jam setengah aja. Disisa waktu gue sempetin nyari oleh-oleh
kripik sanjai. Dan gue baru tau ada kripik sanjai balado rasa durian. Belilah
gue. Kalau dibandara, harga kripik sanjai Shirley biasa 15rebu, sedangkan untuk
yang rasa durian nambah lagi serebu.
Sip, Padang baru Batusangkar aja yang bisa terjelajahi.
Masih banyak peer destinasi keren
macam bukit tinggi, danau singkarak, kota Padang, de el el. Sampai jumpa Padang,
dan tungguin gue Medaaaannnn! Daaagghhhh.
Mess putra LAJ Jambi 25 desember 2013
sanjai shirley raso durian
risetnya bagus. sampeyan harus nonton Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, adat Minangkabau di Batipuhnya kental banget, lumayan nambah informasi.
BalasHapusdi hutan mana ada bioskop, terpaksalah nunggu nongol d tv.
Hapuswaahh... waahhh .wahhh ... ini anak cocok nya jadi JURU KUNCI ISTANA PAGARUYUNG ..... weleh ..weleh ..weleh ... weleh ..luar biasa ....
BalasHapuspak imam ... di akhir cerita .... lu anak padang apa anak jawa .... weh.. weh.. ini anak ... .... .... ... ..... .............
BalasHapus""" jadi rencana ke BANGKA ? .... """"
jadi pak zen, bulan februari
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusinfonya sudah sangat bagus, apa boleh tau tentang kegiatan yang bisa dilakukan disana? lalu event-event apa yang biasa ada disana? terimakasih
BalasHapus