"Kahfi, sini Kahfi, ini ada telepon dari abi, sini
nak!" teriak perempuan berbalut jilbab biru muda pada anaknya. Sementara
Kahfi, yang tadi dipanggil, menjawab datar dari dalam kamar. "umi, maaf,
Kahfi lagi sibuk ngerjain peer,"
"sini dulu Kahfi, ini abi kangen sama
Kahfi,"teriak umi nya lagi. Sekarang Hanum menaiki tangga menuju kamar
Kahfi.
Saat hendak membuka pintu kamar Kahfi, tiba-tiba kamar
terbuka dari dalam, dan sambil terburu-buru, Kahfi mencium tangan uminya, lalu
berkata datar, "Kahfi ke rumah imam dulu mi, mau pinjam buku.", tanpa
menoleh Kahfi langsung bergegas berlari menuruni anak tangga, mengambil sandal
dan keluar rumah secepat yang ia bisa menuju rumah imam, teman sebangku di kelas
1 SD nya.
Dari sebrang pulau, dari dalam hape, terdengar desah keluh
seorang laki-laki, "Kahfi marah sama abi ya mi?"
"gak tau, mungkin iya, abi kapan pulang kesini?"
"abi emang salah apa yak?, ko Kahfi bisa kaya gitu, apa
umi kurang kasih dia jajan?"
"malah Kahfi gak pernah minta jajan abi, dia nerima
berapapun yang umi kasih"
"ya kah?, atau mungkin ada masalah di sekolahnya?,
mungkin ada musuh di kelas nya?"
"setau umi, Kahfi orangnya pandai bergaul. Kata wali
kelasnya, Kahfi disukai teman-temannya"
"yasudah, umi, nanti abi telpon lagi yak, mau beresin
laporan dulu. kalau ada apa-apa telpon abi yak,"
"iya abi, pasti!. Hati-hati disana ya abi, jangan
kebanyakan makan pedes, nanti sariawan lagi, terus itu vitamin C jangan lupa di
makan, sama madu nya juga, dan jangan banyak begadang, jaga kesehatan, oya,
ibadahnya juga di jaga, kita harus jadi agent muslim yang baik, jadi lah
teladan disana, terus berbuat baik dengan perilaku, katakan apa yang dilakukan,
lakukan apa yang dikatakan, dan jangan nyari coba-coba istri lagi disana yak,
hehehe"
"ya ampun, ini pesan nya banyak banget, nyari istri
lagi?, wah, gagasan yang bagus umi, patut dipertimbangan itu"
"aaakkk, abiiii,,!!!! awas aja kalo nyari istri lagi,
di bom hiroshima gera Jambi nya."
"hihihi, tenang, sepertinya sesorang yang bernama Hanum
selalu nempel 5 cm didepan mata, jadi kemanapun memandang, wajahmu selalu
terbayang, ihiyy"
"iihhh, gombeelll,"
"hehe, biarin, emang beneran ko"
"abi juga, seseorang yang bernama Rangga, selalu nempel
4 cm di depan mata umi, wajah abi juga selalu kebayang terus nih, horor."
"jeh, ko horor sih, eh, ralat, nama umi nempelnya 1 cm
depan mata ding, jadi nama umi paling dekat ke mata abi"
"wah, umi juga ralat, nama abi nempelnya 0,0001 cm
didepan mata umi, lebih dekat lagi hayo,"
"haha, ini kenapa jadi ngomongin cm-cm an. Sudah sudah.
Nama kita mah sudah saling melekat
erat di hati masing2, umi baik-baik disana, kasih tahu Kahfi, sebulan lagi abi
pulang, dadah umii,, wassalamualaikuuum"
"Sipp, waalaikum salaaammm". Sambungan terputus.
Setelah percakapan itu, beberapa hari kemudian, di suatu
senja, saat Rangga lelah dengan aktifitasnya menjadi manager estate di sebuah
perkebunan karet daerah Jambi, ia menerima lagi telpon dari uminya.
"assalamualaikum umi sayang, ada apa umi?"tanya
Rangga antusias, baginya, suara uminya selalu bisa memberi kekuatan selelah
apapun badannya. Sementara itu di sebrang telpon, terdengar isak tangis seorang
perempuan.
Ia mengambil nafas dalam2, mengelap ingus yang meler,
Hanum berucap lirih "Waalaikum salam, abi, umi tau kenapa Kahfi terus
menghindar, tidak mau nerima telpon abi, juga tidak meminta uang jajan. Abi harus
buka email dari umi sekarang, bacalah, ada pesan dari anak kita, untuk umi
untuk abi." tak perlu di perintah dua kali, Rangga cepat-cepat membuka situs
penyedia layanan pesan elektronik paling terkenal, log in sebentar, dan
mendapati email baru yang belum dibaca, dari uminya.
Hatinya berdesir saat membaca tulisan itu, beberapa lelehan
air mata tak tertahankan menetes. Membuatnya semakin merasa bersalah. Mau aku
tuliskan isi tulisannya, Baiklah, ini tulisan yang dibuat oleh anaknya, yang
membuat Rangga tidak bisa tidur semalaman, berdiskusi panjang lebar melalui
telpon dengan uminya, berkeluh kesah dengan Tuhannya di sepertiga malam, dan
mengambil keputusan terbaik di pagi harinya.
untuk abi ku tersayang.
Assalamualaikum,
akhirnya, Kahfi
ngeberaniin diri juga bikin tulisan untuk di kirim ke blog. Makasih untuk umi
yang udah ngajarin Kahfi ngeblog ya, Kahfi suka baca-baca blog nya umi, juga
abi.
Tapi Kahfi bingung
nih, mau nulis apa yak, yaudah deh, Kahfi tulis perasaan Kahfi aja.
Tulisan ini Kahfi
tulis untuk abi, di Jambi sana.
Abi, sekarang Kahfi
udah bisa ngitung abi, Kahfi mau ngitung hari libur abi ya, kalo salah,
dibenerin ya abi.
Abi libur 2 bulan
sekali, selama 8 hari. Abi juga punya waktu libur cuti 12 hari, cuti hari raya
2 hari. Kalo di jumlah semuanya, dalam setahun abi punya jatah libur 62 hari.
atau dua bulan lebih dua hari ya. Itu pun belum perjalanan dari Jambi ke Jakarta
nya. Jadi dikurangi 10 hari ya abi, jadi 52 hari.
Miris ya abi, dari
satu tahun, atau 365 hari, waktu kebersamaan Kahfi, abi dan umi hanya 52 hari.
berapa persen nya itu yak?, aduh, ibu guru belum ngajarin persen-persenan nih.
Awalnya Kahfi ngerasa
baik-baik aja abi, abi kan pergi ke Jambi buat kerja, bukan buat main-main. Tapi
kesini-kesini Kahfi mulai sering iri abi. Aduh, ini kalau umi denger, pasti di
omelin. Kan kita gak boleh iri yak umi.
Tapi abi, Kahfi sudah
gak kuat lagi. Kahfi ngiri liat abi nya Imam, selalu ada di rumah, ngajarin
imam peer, main kuda-kudaan, mancing bareng. Kalo mancing, Kahfi suka di ajak
juga abi. seru lho mancingnya. Coba kalo abi yang ngajak mancing, bareng umi. Pasti
seru.
Abi, 2 bulan itu
terlalu lama abi, Kahfi ingin sekali bertemu abi. Solat berjamaah di rumah
bareng umi, ngajarin Kahfi bikin peer, belanja buku bareng, Kahfi sekrang suka
baca buku-buku nya di perpustakaan rumah kita abi, mungkin juga nanti abi bisa ngajarin Kahfi
nulis yang bagus di blog.
Yah, tapi itu cuma
keinginan aja, Kahfi gak bisa maksa abi untuk berhenti kerja di Jambi. Abi lebih
tahu apa yang terbaik untuk keluarga kecil kita.
Maaf ya abi, kemarin
Kahfi gak mau nerima telpon dari abi. Kalau Kahfi denger suara abi. Kahfi gak
kuat, itu membuat Kahfi semakin rindu pelukan abi.
Oya, Kahfi bukan tidak
berani bercerita langsung ke abi. Kahfi takut keinginan Kahfi menjadi beban
untuk abi. Maka Kahfi pilih menulis di
blog. Semoga aja abi suata saat bisa ngebaca nya.
Sekali lagi maafkan
Kahfi abi, umi. Kahfi gak mau jadi anak durhaka. Dalam doa setelah solat. Kahfi
selalu berdoa. Semoga abi dapat pekerjaan yang dekat rumah. Aminn.
Kahfi sayang abi dan
umi,
Kahfi rindu pelukan
kalian.
Dua hari kemudian.
Alarm berdering tepat pukul 3.30 pagi. Berat sekali Kahfi
membuka mata. Tapi karena udah terbiasa, dalam keadaan terpejam, ia paksakan
bangun dari ranjang. Eh, tumben umi tidur di samping Kahfi,
"umi-umi bangun, kita solat tahajud yuk!" Kahfi
menggerak-gerakan bahu uminya.
"bangunin abi juga dong Kahfi" suara agak berat
terdengar di balik selimut di samping kanan Kahfi. lalu selimut itu tersingkap.
Membuat kahfi, menyungging senyum dengan mata berbinar. "brukkk"
Kahfi menghambur memeluk abinya. Erat sekali, lalu menangis. "abi pulang,
kenapa gak bilang?," si abi yang udah bangun, cuma bisa ngusap2 rambut
Kahfi sambil membalas pelukannya. "surprise".
Umi nya pun yang sudah terbangun, ikut memeluk kedua laki-laki yang paling
disayanginya.
"sudah pada ngambil wudu sana, setelah subuh, abi ajak
kalian jalan-jalan"
Mess putra LAJ Jambi. 26 Oktober 2013
ungkapan kerinduan anak terhadap ayahnya.. kayaknya yang nulis juga lagi kangen Abinya ini.. :P
BalasHapusBeuh, orang rantau mah selalu kangen rumah.
BalasHapusiya deh orang rantau, itung itung belajar hidup mandiri untuk nantinya hidup dengan keluarga sendiri..
BalasHapusSipp, setujuh sekalih samah mbakh yangh satuh inih
Hapus