Laman

Rabu, 11 Juni 2014

Berpura-pura jadi orang baik

Ini untuk kedua kalinya, menggunakan hape untuk menulis. Aplikasi office di windows phone lumayan nih membantu nulis dalam kondisi jauh dari laptop. Seperti sekarang ini, lagi nunggu pesawat sore di bandara Sultan Thaha Jambi. Apa salah nya ngaso nyambil nulis yo?

Jadi nih ceritanya, kedatangan saya ke Bogor kali ini adalah kedatangan paling bersejarah keempat dalam hidup saya. Pertama saat menginjakkan kaki di bumi IPB saat awal pendaftaran ulang tahun 2008 dulu. Darinya saya memulai pencarian jati diri. Kedua adalah saat menginjakkan kaki juga di bumi IPB saat memakai toga wisuda tahun 2013 kemaren. Darinya saya ungkapkan rasa terima kasih saya pada IPB tercinta atas kasih sayang nya membantu saya menemukan 'saya' yang sebenarnya. Ketiga adalah saat menginjakkan kaki di perumahan pura Bojonggede Maret 2014 lalu. Darinya saya bertemu dengan sebuah keluarga yang mau mendengar celoteh wong cilik macam saya dengan mimpi besarnya. Alhamdulillah, keluarga tersebut begitu antusias memercayakan satu manusia yang akan menjadi the one partner untuk menyokong mimpi besarnya.

Dan kedatangan saya ke Bogor kali ini, insy Allah akan menjadi kedatangan paling bersejarah ke empat. Bagaimana tidak, setelah 14 juni nanti, setelah dua tangan saling berjabat, diiringi suara lantang ijab dan qabul, disaksikan saksi dan handai taulan, lengkap sudah separuh agama. Dan kehidupan tidak akan pernah sama lagi. Bukan kah itu bersejarah?

Baiklah, sementara ini angan-angan saya masih tertahan di hiruk pikuk aktifitas sore di bandara. Menatap wajah-wajah manusia yang sedang merindu kekasih diseberang sana. Merindu anak, istri, saudara sahabat yang sebentar lagi akan bersua. Ah. Saya pun begitu. Jelas sekali wajah saya yang pas-pasan ini teramat sering senyum-senyum sendiri, menandakan something happen with his heart. Hehe.

Jadi saya mau bahas apa nih?

Begini, ngomong-ngomong tentang the one partner alias pasangan hidup, tidak jauh-jauh dari surat annur ayat 26. Yang intinya, laki-laki yang baik itu untuk perempuan yang baik, pun sebaliknya. Dan perempuan yang buruk untuk laki-laki yang buruk, pun sebaliknya.

Pertanyaan nya, bisa kah kita berpura-pura baik untuk mendapatkan pasangan yang baik? Mengerti kah?

Kalau bingung, saya misalkan begini. Kita punya masa lalu yang buruk, lalu tanpa dinyana, ada rasa terpendam untuk someone yang nampaknya dia adalah manusia yang baik. Lalu tiba-tiba kita jadi orang baik karena ingin mendapat kan si someone yang baik tadi.
Bukankah itu sebuah kepura-puraan?

Emm, bisa iya bisa tidak. Mari kita kembalikan ke niat kita untuk menjadi orang baik tadi.

Kalau misalnya kita berniat menjadi orang baik hanya karena ingin mendapat si someone tadi, jelas kita sedang berpura-pura jadi orang baik.

Tapi, kalau misalnya kita jadi orang baik, karena berharap Allah berbaik hati memberikan yang terbaik untuk kita, yang ternyata adalah si someone tadi maka itu bukanlah kepura-puraan.

Intinya begini, Allah itu tidak buta. Naudzubillahi min dzalika donni,

Allah sangat melihat kesungguhan niat kita untuk berubah menjadi orang baik. Seburuk apapun masa lalu kita.

Ini kamu ngomongin tentang masa lalu yang buruk, jangan-jangan kamu punya masa lalu yang buruk lagi? Haduuhh

Hehe, gak buruk-buruk amat sih, hanya pernah keseleo dikit saat melangkah, hehe.

Kenapa saya berbicara begini, saya ingin menekan kan pada kalian yang sebentar lagi akan berumah tangga, jangan rahasiakan masa lalu kalian dari pasangan kalian. Terkecuali masa lalu yang urusannya hanya dengan Allah saja. Allah sudah menutupi aib kita untuk kita. Jadi jangan dibuka-buka lagi.

Pokoknya jangan sampai pasangan kita tau tentang masa lalu kita bukan dari mulut kita. Karena itu akan sangat berbahaya, menurut saya ya.

Dan untuk kalian yang kebetulan mungkin dapat pasangan yang punya masa lalu buruk. Sejatinya saat pasangan kalian bercerita tentang masa lalu nya yang buruk, itu adalah bukti bahwa ia sangat serius ingin jadi orang baik-baik. Bukan sebuah kepura-puraan. Allah tidak akan salah memasang-masangkan manusia Nya. Jadi yang Ia berikan untuk kita, pasti adalah yang terbaik untuk kita. Allah sudah menjamin itu di surat Annur ayat 26 tadi.

Jadi kita harus membuka semua topeng yang pernah kita kenakan. Harus terbuka seterbuka-bukanya. Tapi kalau udah, tutup lagi, ntar masuk angin, hehe.

Mari kita tatap masa depan, jadikan masa lalu hanya sebagai bahan pelajaran. Bukan sebagai acuan apalagi pedoman. Allah maha baik, maha menunjukkan jalan, terutama bagi hamba Nya yang berserah diri.

Makasi yah, sudah mau jadi the one partner saya. Semoga 14 juni nanti acara kita lancar ya. Aamiin,

Bandara Sultan Thaha Jambi, 11 juni 2014