Laman

Selasa, 31 Desember 2013

Day 1 in Medan: buaya, makan enak murah, pemandian belerang


Suara adzan mengudara bersama dinginnya Medan di subuh hari. Gue dan rombongan penghuni asrama plus secret PII mengenyahkan rasa kantuk dan dingin untuk menjawab seruanNya. Adalah masjid As Solihin tepat di sebrang jalan secret PII berdiri menjadi tujuan kami melangkah. Meski pagi, nyebrang jalan tetep harus hati-hati bro. Kata bang Yudi, orang Medan kalau lagi ngebut rada malas berhenti atau melambatkan laju kendaraannya hanya untuk mempersilahkan pejalan kaki menyebrangi jalan.

Ba’da sholat, gue berdiam dulu di pelataran masjid, untuk mengamati dua geng kuburan yang dipisahkan oleh masjid satu-satunya di jalan Brigjen Katamso ini. Disebelah kiri masjid ada kuburan Mandailing yang bersebelahan sama kuburan Arab. Nah disebelah kanannya ada kuburan Minang yang bersebelahan dengan kuburan Jawa. Lalu otak dengkul gue berfantasi. Jadi mungkin dulunya orang Mandailing dibantu orang Arab tauran sama orang Minang yang dibantu orang Jawa. Saking alotnya, ampe kuburan nya aja bergeng-geng gitu. Rasa ku kalau tidak ada masjid ini pasti saat malem mereka bangkit dan pada tauran lagi dah. Hehehe, Astagfirullohaladzim, gue malah ngebecandain orang meninggal. Allohummagfirlahum, warhamhum waafihi wa’fuanhum.

Mie balap

Di secret PII, ba’da mandi, pagi-pagi udah disediain sarapan mie balap. Makanan opo iki le? Kata sekjen PII Sumut, Firman. Yang membuat mie ini disebut mie balap adalah karena kecepatan si mpunya warung yang macam orang lagi balap saking cepetnya ngebuat mie nya. Menurut hasil googling, warung mie balap sebelum menjamur di Medan macam sekarang, awalnya dulu berasal dari warung keluarga cina di jalan darat no 52. Terkenal juga dengan sebutan mie janda. Meski sederhana warungnya, tapi racikan bumbunya belum pernah berubah dari jaman nenek Amak, turun ke anaknya, ibu Popo dan sekarang di urus cucuknya, Mei-mei. Buka dari jam 7 pagi hingga jam 12 siang dengan harga 10ribu per porsi kalau pake telor, dan 6ribu tanpa telor.

Kalau dari segi rasa, emh, akan sangat enak sekali rasanya kalau saja mie balap ini tidak diberi bawang mentah. Banyak pulak bawangnya. Sory, gue kan vampire. Gak boleh gue makan bawang. Jadi terpaksalah sebelum makan, gue bekerja keras untuk memisahkan irisan bawangnya. Tapi rupanya, enak juga mie balap ini. Mie, toge, wortel dan bihun yang segar, dilumuri sambal kacang dan irisan cabe hijau membuat kita ikut juga balap menghabiskannya.

Oya, di secret berlantai tiga ini ada 3 orang yang tinggal. Ada sang ketua bernama Irfan, sang sekretaris bernama Firman, dan Anshor yang entah sebagai apa dia. Mereka yang berbaik hati membelikan kami mie balap ini, sekaligus makan bareng sambil berkenalan. Maacih eaa kakaks!
mie balap, buanyak bawang mentahnya
di sekret, lagi makan mie balap, kanan irfan, kiri firman

Penangkaran buaya terbesar di dunia (katanya)

Okeh gue perkenalkan dulu skuad dolan-dolan kali ini. Sesuai janjinya, bang Yudi bilang, ada dua orang dari temen PII yang akan jadi tour guide kami sekaligus merangkap sebagai supir. Biar lebih murah, kami menyewa mobil harga 250ribu/hari dengan alokasi bensin 400ribu untuk tiga hari. Yang satu bernama Ali rafjani. Mantan ketum PII sumut ini, adalah supir utama kita. Wajahnya yang mengkotak dan stelannya yang gaul menjadi ciri khas lelaki jurusan sastra arab USU ini. Teman segengnya Ali, bernama Ahaddin, sebagai supir dua. Kesan gue, dia mirip orang arab. Badannya tinggi dan perutnya buncit udah cocok lah jadi bapak-bapak. Tapi mereka berdua ini, umurnya satu tahun dibawah gue. Okeh, kalian Panggil gue, abang! Ada dua lagi perempuan temennya bang Yudi juga yang akan ikut. Yang satu bernama Nazwa, jurusan sastra arab USU, dan Ayu jurusan bahasa Indonesia. Hore! punya banyak kawan baru kita.
Ali, Ahaddin, Ayu, Nazwa

Destinasi pertama yang kita kunjungi adalah Penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berada di jalan Bunga Raya no 59, kelurahan Asam kumbang, kecamatan Medan selayang, sekitar 10 km dari pusat kota. Begitu sampai, kalau tidak ada coretan cat “pintu masuk taman buaya” di dinding, gak tau gue kalau rumah sederhana ini adalah tempat penangkaran buaya terkenal itu. Suasananya begitu tradisional sekali.

Disambut seorang ibu-ibu cina, yang belakangan gue tau namanya adalah Lim Hui Cu, membeli lah kami tiket masuk seharga 6ribu. Begitu masuk, langsung disodorkan buaya sepanjang 3-4 meter, berumur 40 tahun di dalam bak. Ngeri tapi kagum juga sih. Mungkin ini adalah asshabiqunal awwalun 12 buaya yang dibeli pemuda cina bernama Lo Than Mok dari warga sekitar pada tahun 1959 lalu. Dengan kasih sayang, Lo than Mok merawat dan membiakkan 12 buaya tadi hingga beranak pinak ampe sekarang. Satu betina bisa menghasilkan 30 telur. Kebayang berapa jumlah buayanya sekarang, ribuan. Saat itu memang belum ada aturan tentang perlindungan dan perburuan buaya. Sayangnya Lo Than Mok sudah meniggal beberapa tahun lalu.

Selain ditampung dalam bak-bak yang totalnya sekitar 70an bak, buaya yang katanya berjumlah 2000 lebih ini dibiarkan mengambang di danau tertutup lumut seluas setengah hektar. Sebenarnya cantik melihat danau, di sampingnya terdapat pohon bakau dengan burung bangau putih bertengger anggun. Tapi jangan berani-berani mendekati danau (untungnya dibatasi pagar besi), ada berpasang-pasang mata reptile nan ganas mengintai dari permukaan danau. Lihat saja, saat seekor bebek seharga 30ribu dilemparkan ke tengah danau, dalam sekejap buaya-buaya muara itu langsung mengejar dan memangsanya. Mau lebih gila lagi melihat keganasan buaya, datang nya di jam mereka di beri makan, sekitar jam 5 sore.

Oya, buaya-buaya ini memerlukan satu ton daging untuk kebutuhan makannya per hari. Gue denger Lim Hui Ciu, sang pemilik, pengelola juga istri dari Lo Than Mok, bekerja sama dengan peternak ayam untuk membeli ayam mati mereka. Uangnya dari mana? Ya dari uang tiket, uang pertunjukan atraksi pawang ular, atau atraksi buaya. Dan katanya tidak ada sokongan dana dari manapun untuk perawatan buaya-buaya di lahan 2 hektar ini. Jangankan untuk peremajaan kandang, untuk makan saja sudah kewalahan. Pantas kesan tempatnya terlihat kumuh. Sok atuh mangga kalau mau jadi investor. Bisa tuh dikembangkan penangkaran buaya yang katanya terbesar di dunia ini. Misal dibuat pertunjukan buaya main bola, buaya main gitar, atau buaya nari balet. Pasti tambah terkenal tuh. Di tempat ini, selain ada buaya, juga ada kura-kura, ada ular phiton, juga ada mainan anak-anak TK.
taman apa penangkaran sih?
buaya sepanjang 3-4 meter, umur 40 tahun
satu bak bisa lebih dari 20 buaya
ini tho buaya buntung
danau berlumut plus burung bangau putih bertengger
gue bingung ini pada ngapain?
macam anak TK aja main ayunan, bodo! yang penting seneng

bareng yang punya penangkaran, Lim Hui Cu
BPK dan makanan murah

Pulang dari penangkaran buaya, karena lapar, mencari lah kami warung-warung yang menyediakan makanan non B1, B2 atau lomok-lomok. Gue perhatikan banyak banget warung sepanjang jalan yang menyediakan menu-menu macam gitu. Ada BPK, sangsang B2, sop B2, sate Lomok-lomok. Terus terang gue penasaran banget sama yang namanya BPK, tak pikir itu adalah singkatan dari Backpacker Kualanamu atau Bebek Panggang apa gitu. E dodoe, ternyata BPK itu singkatan dari Babi Panggang Karo. B1 itu awalnya dari bahasa karo ‘Biang’ (anjing), sedang B2 dari kata Babi (B nya ada 2 kan?), lomok-lomok itu B2 muda. Memang orang batak ini demen banget makan daging babi. Katanya yang paling enak adalah daging babi yang dibunuh dengan cara dipukul agar darahnya tidak keluar. Halah, walau agak penasaran juga dengan rasanya, tak mau lah awak nyicip barang seketek pun. Haromun wanajisun until qiyamatun!

Tujuan kami adalah warung masakan Minang Zam-zam milik Pak Heri Guci yang terletak di jalan Dr Mansyur no 5.  Menurut gue, warung nya memang rada cocok untuk ngumpul bareng kawan. Dan denger-denger, warung yang cabangnya udah tiga ini terkenal selain enak menunya, juga murah meriah euy. Dan bener aja cuy. Pesan ayam batokok 5, udang, ayam bakar, sama lele, ditambah jus 4 (pokoknya porsi 8 orang dah) cuma 95 ribu bayarnya. Pantas mahasiswa USU sering kongkow disini. Saking ramenya, perlu pekerja 130 orang untuk mengelola warung yang sudah menghasilkan omzet lebih dari 20 juta per hari. Keren! Tapi lebih keren lagi kalau fasilitas toiletnya dipercantik.
pondok Zam zam jalan Dr Mansyur
Struk bayar kita, murah beud

Jauh-jauh ke Medan, ketemu orang Garut di Sibolangit

Setelah kenyang, jam 1 siang dilanjutkan lah perjalanan menuju destinasi selanjutnya di berastagi. Siapkan jaket dah, berastagi kan terkenal jeruk sama dinginnya. Di Sibolangit kami berhenti untuk solat. Sambil nunggu bedug ashar, gue duduk di satu ayunan sambil mendengarkan teriakan-teriakan anak kecil yang sedang menghafal Quran juz 1. Lima belas menit sebelum adzan, anak-anak itu keluar dan menyerbu permainan anak TK ini. Ada juga yang bercengkrama dengan kakak pengajar mereka. Gue yang langsung tertarik dengan denyut belajar mengajar ngaji ini menghampiri salah satu kakak pengajar, namanya mas Fajar, setahun dibawah gue umurnya tapi udah hafal 30 juz full. Subhanalloh. Logat bicara nya yang medok, langsung membuat gue berkesimpulan kalau dia adalah orang jawa dan belum lama tinggal di Medan. Yup, benar saja, dia orang Jogja, dulu nyantren di pesantren Tahfiz Quran, dan baru seminggu tinggal di Sibolangit. Suka saya ngobrol dengan orang-orang penghafal Quran macam mas Fajar ini. Apa yang keluar dari mulutnya, pasti lah hal baik. Untuk menghafal Quran itu perlu hati yang sangat bersih soalnya. Dari nya, gue tahu kalau masjid Al Kamal ini membuka program bisa baca Quran dalam 3 hari 2 malam untuk ibu/bapak, dari hari jumat sampai minggu dengan penginapan dan makan sudah ditanggung. Selain itu, setiap sore, kakak pengajar disini memberikan materi islam kepada para penghuni panti rehabilitasi narkotika Al Kamal Center, bangunannya tepat di depan masjid Al Kamal.

Ba’da solat ashar, gue masih penasaran dengan lingkungan masjid yang sering dijadikan tempat singgah untuk orang-orang yang akan ke Berastagi ini, karena parkiran luas, ada bungalaunya, juga bisa solat. Gue pun menyapa bapak-bapak imam masjid yang rupanya adalah orang Garut. Sempit kali Indonesia yak. Namanya pak Paturohman. Sama pulak namanya sama nama gue, beda P sama F doang. Bapak ini pun adalah salah satu pemateri di panti rehabilitasi swasta milik haji Kamaluddin. Owh, tau gue kenapa masjid ini dinamai masjid Al Kamal. Dengar-dengar, haji Kamal ini mendirikan panti rehabilitasi narkoba Alkamal Center adalah karena ia ingin mengobati putera puteri bangsa agar tidak mengalami nasib seperti anaknya, gagal jantung akibat banyak mengkonsumsi narkoba.

Kami pun diajak pak Paturohman masuk dan melihat ke dalam panti rehabilitasi. Gue ngerasa kasian saat melihat ada pemuda-pemuda yang kakinya di rantai. Macam jaman penjajahan aja. Tapi kan demi kemaslahan dia sendiri agar tidak kabur. Mau tau lebih jauh tentang al kamal center, cek disini http://beritasore.com/2009/06/20/penghuni-panti-rehabilitasi-narkoba-umumnya-kawula-muda/ . Oya, belakangan gue tau di Sibolangit ada air terjun yang baru-baru ini terkenal, namanya air terjun dwi warna. Sayang gue belum sempat kesini. Ada juga taman bermain, Sibolangit park atau apalah namanya lupa.
mesjid Al Kamal sibolangit
program Al kamal
nazwa bareng anak-anak yang ngaji disini
Al Kamal center, yang panti rehabilitasi narkoba itu, yang kerudung merah penghuni panti juga?
gue, sama pak Paturohman di dalam panti rehabilitasi
penghuni panti rehabilitasi, ada lho yang dirante kakinya

Konflik warga, pertamina geothermal dan balai kawasan lindung Tahura Bukit barisan

Dari Sibolangit, mobil carteran melaju kembali ke arah Berastagi menuju pemandian air panas Sidebuk-debuk. Sekitar satu jam dari Sibolangit. Gerimis turun membuat suhu semakin terasa dingin. Bang Ugie, adalah orang pertama yang nyemplung ke pemandian yang mempunyai strata tingkat kepanasan air belerang ini. Saat gue lihat airnya, butiran-butiran belerang terlihat jelas mengambang dalam air. Jadi jangan coba-coba ketelan kalau berendam.

Sidebuk-debuk terletak di kaki gunung Sibayak dan kawasan lindung Tahura Bukit barisan. Di kaki gunung ini juga terdapat dua perusahaan besar yang mengelola dan memanfaatkan panas bumi. Adalah Pertamina geothermal yang menjadi perusahaan penghasil uap panas bumi, lalu menjualnya ke PT Dizamatra Powerindo untuk dikelola menjadi energy listrik dan menjualnya ke PLN. Kedua perusahaan ini bersebelahan tempatnya. Dari hasil googling gue tahu bahwa terjadi konflik antara Pertamina geothermal, PT Dizamatra Powerindo, Balai kawasan lindung Tahura Bukit barisan dan warga sekitar.

Konfliknya gini, pertamina membuatkan jalan akses dari desa terakhir (desa semangat gunung) ke sumur-sumur mereka. Lalu warga sekitar pun memanfaatkan jalan beraspal ini untuk membuka lahan-lahan sayuran di kiri-kanan jalan yang ternyata itu adalah lahan kawasan lindung Tahura Bukit barisan. Jadi kalau tidak ada jalan yang dibuatkan pertamina ya tidak bakal berani mereka membuka lahan yang bahkan telah mulai dijual beli kan itu. Pun ada beberapa sumur-sumur uap bumi Pertamina geothermal yang tidak tercantum dalam amdal dan masuk ke dalam kawasan Tahura BB. Artinya tidak ada ijin untuk beberapa sumur dan tidak ada uji kelola serta pemantauan lingkungannya. PT Dizamatra powerindo malah pernah di police line gara-gara lahan bagian belakang untuk bangunan turbin sudah masuk ke kawasan Tahura BB. Rumit pokoknya konfliknya. Kalau mau tahu lebih detail, kunjungi dah blog http://erwinsyahjurnalispro.wordpress.com.

Sebenarnya kita pun tak boleh berpangku tangan begitu saja. Jika yang seperti ini tidak diperhatikan oleh pemerintah, lama kelamaan lahan perkebunan milik warga akan semakin luas, yang berarti hutan akan menjadi gundul. Kalian sudah tahu apa yang akan terjadi jika hutan gundul? Yup, kota Medan pun nasibnya akan seperti kota Jakarta, selalu dapat banjir kiriman tiap tahun. Seperti yang terjadi pada desa Doulu yang tepat berada di lereng gunung Sibayak. Pada tahun 2007, terjadi tiga kali banjir besar bahkan salah satunya (pada tanggal 29 Mei 2007) terjadi banijr bandang yang membawa hanyut kayu gelondongan menghantam rumah penduduk dan lahan pertanian. Banjir datang dari sungai petani dekat ekspolarasi panas bumi. Padahal katanya sebelum adanya proyek PLTP Sibayak tidak pernah terjadi banjir bandang seperti itu. Disatu sisi, pemasokan listrik bertambah, disatu sisi banjir pun tidak bisa disepelekan. Lagi-lagi gue ingin tekankan Amdalnya, karena perusahaan tidak bisa meminimalisir kerusakan lingkungan macam tadi. Logika nya pasti ada kegiatan yang tidak dianalisis Amdal nya. Ya kalau dicantumkan di Amdal, ijin proyek pasti tidak turun, gue sih mikir nya kaya gitu.
depan PT Dizamatra Powerindo
depan pertamina geothermal
ini mobil carteran kita
pemandian sidebuk-debuk, view nya bukit barisan
kelihatan kan belerangnya?

Ba’da magrib, masih ditemani gerimis yang tidak tahu kapan akan berhenti, kami memesan mie rebus dan wedang jahe ke pengelola pemandian. Lumayan sambil ngecharge hape. Rencananya, nanti malam sekitar jam 2 dini hari akan menjajal ketinggian gunung Sibayak. Ngtrek malam kita. Itu juga kalau hujan nya berhenti.

Terus tidur dimana kita? Halah yang penting bisa memejamkan mata, tidur dimanapun capcus lah. Yang putri pada tidur di mobil. gue?, beringsut masuk kedalam mushola kecil, menggelar sejadah, tidur! Semoga aja hujannya nanti berhenti yak, biar ada cerita tentang pendakian gunung kedua di pulau Sumatera.
Sip, good nite, simak terus pokoke lanjutan tulisannya. Banyak hal baru di Medan yang mungkin emang bener-bener baru bagi kalian. Tapi plis bangunin gue jam 2 pagi nanti yak! mau naik Sibayak.
Wassalam,

Mess putra, LAJ Jambi 30 des 2013.

Jumat, 27 Desember 2013

Kesan pertama di Medan

Dalam pesawat dari Padang ke Medan, pertama kali gue ngerasain bagaimana khawatirnya guncangan pesawat saat kena badai di awan. Untung Rasululloh ngajarin sikap saat sedanng was-was dengan cara berdzikir. Dan Alhamdulillah Alloh masih memberi keselamatan hingga sampai di bandara Kualanamu Medan jam 7. 22 malem. Sekitar 1 jam setengah lah lama terbangnya. Dan Yeah, kesampaian juga menginjakan kaki di Medan. Apalagi bandara kualanamu nya baru 4 bulanan berdiri.

Sebelum Kualanamu, Medan awalnya punya bandara di kota. Namanya bandara Polonia. Kenapa di bilang Polonia? Karena dulunya, yang ngusulin bikin bandara di lahan bekas perkebunan tembakau deli milik sulthan Deli adalah orang Polandia yang bernama Baron Michaelskw. Pada tahun 1928, yang pertama kali mendarat di bandara ini adalah pesawat KNILG yang berasal dari Belanda. Khusus mengangkut sumber daya alam Sumut ke luar negeri. Pada tahun 1958, saat Indonesia sudah merdeka, terjadilah nasionalisasi semua tanah tak bertuan dan atau dikelola belanda sebelumnya. Polonia pun di serahkan kepada dishut dan dinas pertahanan. Semenjak itu, semakin pesat lah perkembangan bandara yang sekarang sudah berumur lebih dari 85 tahun ini.

Pada 5 september 2005, terjadi kecelakaan pesawat yang menewaskan gubernur Sumatera utara saat itu, Tengku Rizal nurdin. Banyak warga di sekitar bandara yang ikut juga tewas karena kecelakaan itu. Pasalnya adalah letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini membuat berbagai pihak memutar otak. Sehingga dipilihlah opsi untuk memindahkan letak bandara ke Deli serdang di tanah bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 39 km dari kota Medan. Dan pada tanggal 25 juli 2013, bandara Polonia resmi dipindah dan berganti nama menjadi bandara Internasional Kualanamu. Harapannya perkembangan kota Medan sebagai kota metropolitan bisa lebih giat lagi. Karena tidak ada lagi larangan membatasi tinggi bangunan. Pun dengan fasilitas di bandara, yang gue rasakan, bisa lah dikatakan bandara berkelas. Sekarang bandara Polonia telah menjadi pangkalan udara milik TNI AU.

Yang paling gue demen dari bandara ini adalah system transportasi dari bandara ke kotanya. Kalian bisa milih mau naik apa. Kereta api? Damri? Taksi? Ada di dalam bandara. Kalau naik kereta api, bayarnya 80ribu, waktu tempuh 47 menit. Naik damri bayar 15ribu dengan waktu tempuh plus macet 2-3 jam. Naik taksi tergantung tujuan, bisa lebih mahal lah. Dan gue jelas milih kereta api. Selain petugasnya yang cakep-cakep, arsitektur ruang tunggu nya cantik, peronnya bersih dan rapih, pun kereta apinya juga eksekutif punya. 4 kursi empuk saling ngadep, ber AC, gak desek-desek kaya KRL Jakarta. Gak nyesel dah bayar mahal-mahal. Okeh, pejamkan mata bentar, eh udah nyampe kota Medan aja.

Rencana nya gue janjian bareng kawan di lapangan Merdeka kota Medan, depan nya stasiun. Pas gue nyampe stasiun, rupanya pintu keluar dan pintu masuk beda. Jadilah gue harus musing atau muter bahasa kitanya mah, agak jauh untuk sampai ke lapangan Merdeka. Saat gue jalan kaki, hendak mau naik tangga jembatan, di anak tangga banyak pemuda yang lagi nenggak tuak. Terpaksalah gue balik lagi nunggu mereka pigi (pergi). Tapi Lagi-lagi untung ada tukang sate Padang, nyate Padang dulu kita, hahaha. Maklum belon makan dari siang.

Gak lama, kawan datang dah ngejemput gue. Dan bertemulah gue dengan 3 orang yang bakal nemenin gue jelajah Medan dari Bogor. Ada Yudi aswandi yang asli orang Asahan Sumatera utara. Nama panggilnya nya pangeran Diwan. Udah punya CV konfeksi dia (kalo lu mau bikin baju, pesan ke dia dah, kualitas dan harga terjamin. Udah ngerti bahan dia, cek di pesanseragam.com). Yang kedua Ifah kholifah, atau sering dipanggil Ipeh. Kawan awak asli Bogor ni udah sering jalan-jalan bareng gue. Jadi sedikit banyak tahu lah karakter dia. Satu lagi bang Ugie atau nama aslinya Indra sugiarto. Gue baru kenal kali ini lah. Orangnya menurut gue tipe traveler kelas menengah. Agak susah kalau diajak ngebackpack modal dengkul. Tapi kerennya bapak ini, (saat ngelihat dia di foto, udah mirip bapak-bapak euy) adalah seorang pekerja keras. Buktinya udah punya lembaga bimbel di Bogor ampe cabang ke 4. Jempol!

Sama bang yudi, diajaklah kami ber tiga kumpul bareng kawannya yang anak-anak Backpacker Indonesia regional Medan. Yang paling gue inget, ada yang namanya Tirta. Si maniac traveling ini sudah jauh bro langkah kakinya, bahkan udah nyampe ke Raja ampat. Ya gini resiko kumpul sama orang macam mereka. Bisa kena racun ganas yang sangat mematikan, racun TL. Hadehhh, bisa lupa ngumpulin modal kawin gue nih.

Di komunitas yang baru dua tahun berdiri ini juga gue tahu si penggagas awal BPM, namanya mbak yulianti. Mereka lagi kumpul ngerencanain baksos ke daerah pengungsi gunung Sinabung di Langkat Sumut. Memang begini seharusnya seorang backpacker. Selain gila jalan-jalan, juga gila bantu-bantu orang. Karena saat lu jalan-jalan, lu jauh dari rumah, yang berarti lu bakalah butuh bantuan orang-orang yang bakal lu temuin di sepanjang perjalanan. Dan cara membalas bantuan mereka, adalah lu ngebantu orang-orang yang butuh bantuan di sekeliling kalian. Seperti yang akan dilakukan anak-anak BPM ini lah.

Hunting tiket pesawat promo

Ada satu hal yang bikin gue mesem-mesem sendiri saat ngobrol dengan anak-anak BPM ini. Entah siapa gue lupa namanya. Dia mengatakan bahwa tidak selalu jalan-jalan ke tempat jauh itu berbiaya mahal. Yup. Hunting tiket pesawat promo selalu jadi andalan mereka dalam bertravel ria. Mau tau pgimane mereka dapatin tiket murahnya. Lanjutkan gan bacanya!

Pertama, lu harus udah follow akun twitter, fesbuk, atau pantengin terus web maskapai yang demen bikin-bikin tiket promo. Bisa juga lu daftar jadi member. Contoh nya maskapai AA. Lu bakal dapat pemberitahuan iklan tiket promo ke email.

Gue pernah baca, dengan cara lu daftar member Air asia BIG, selain dapat poin setiap terbang, bakal dapat pemberitahuan promo lebih awal. Kerennya lagi poin ntu bisa dipake buat beli tiket gratis. Katanya cuma bayar pajak doang. Sekarang nonmember BIG sudah nggak ada tiket Rp.0 tapi kalau di BIG masih bisa. Cara daftar BIG harus punya kartu kredit buat daftar. Nanti no serta kartunya akan di kirim ke rumah melalui pos. Tapi kalau gak punya kartu kredit juga bisa. Nanti pilih non credit card, tapi biayanya nambah 5ribu rupiah untuk bikin virtual payment. Kalau pake credit card bayarnya 30ribu, kalau non credit card jadi 35ribu. BIG Shots (pemegang kartu) dapat menukarkan BIG Points untuk terbang ke berbagai macam rute yang diterbangi oleh AirAsia. Jika poin kita kurang, kita dapat juga menambahkan sejumlah uang untuk mencapai rute impian kita.

Kedua, lu tentuin budget lu berapa, sama destinasi lu mau kemana. Ada dua pilihan. Pertama pergi ke destinasi idaman dengan harga lebih terjangkau atau kedua pergi ke destinasi manapun yang penting murah. Pokoknya rajin-rajin pantengin webnya dah. Oya, lu juga tentuan kawan seperjalanan lu siapa? Yang nyaman lu ajak traveling.

Ketiga kalau lu agak susah dapet tiket promo. Cari lah waktu libur bukan di musim liburan, jangan cari tanggal-tanggal merah dah. Booking juga jangan di waktu weekend. Pada penerbangan domestik, hari termurah untuk terbang adalah Selasa dan Rabu. Sedangkan untuk penerbangan internasional, hari termurah untuk terbang adalah Minggu hingga Rabu.

Tapi kalau lu tertantang untuk berjuang nyari tiket promo sampai titik darah penghabisan. Maka lu harus lakuin ini.

Siapin amunisi nya dulu. Computer ato laptop, atau hape canggih lah, sambungan internet yang kenceng, karena berarti lu bakan main sikut, tonjok-tonjokan, jotos jotosan sama ribuan pemburu tiket  promo lainnya. Terus siapin peralatan begadang lah. Kopi, snack, stick pees, atau kalau lu yang rajin ibadah. Sejadah ama tasbi boleh lah. Biasanya hunting tiket promo mulai aktif dari jam 12 malam. Dan saat itu, server internet pasti bakal lemot-lemotnya. Inget dulu saat rebutan krs an di IPB jadinya.

Lu bisa mulai anteng depan laptop tuh dari jam 12. Kalau misalnya kalah cepat, jangan nangis dulu, biasanya walaupun sudah di booking, kalau dalam 2 jam belum di bayar itu tiket, bisa lepas lagi itu tiket. Jadi mulai jam 3 bisalah anteng lagi depan laptop. Server juga jam segitu mulai agak lancar. Sip, semoga perburuan tiketnya lancar dah gue doain. Oya, saat ini banyak maskapai suka minta tambahan biaya bagasi. Jadi taro barang-barang lu di backpack yang muat dalam kabin. Lumayan bisa nekan biaya kan.

Beres kongkow dengan BPM, waktunya istirahat. Adalah sekret PII atau Pelajar Islam Indonesia jadi tempat andalan kami menginap. Kalau ada biaya yang bisa di tekan, kenapa tidak? Pulang lah kami ke sekret yang bermarkas di jalan Brigjen Katamso ini menggunakan bettor, atau becak motor.

Ngomong-ngomong tentang becak motor yang gue tahu kayanya cuma ada di Medan inilah. Ada empat jenis betor yang berhasil gue lacak. Hasil nanya-nanya sama bang Aidi (calon kakak ipar gue tuh) ame googling. Pertama ada betor dari Padang sidempuan yang menggunakan kereta vespa (orang Medan sering bilang kereta untuk nyebut motor. Contoh kereta supra x, kereta mega pro. Sedangkan kalau orang Jambi manggilnya Honda apapun merek motornya, contoh, Honda vega R, Honda ninja, aneh dengernya). Vespa ini dimodif sedemikian rupa sehingga membuat tampilan kabin penumpang mirip kapsul. Tentu ada fase perubahan yang awalanya delman (kuda narik gerobak), becak dayung (modal sepeda), hingga becak motor macam sekarang. Mau tau sejarahnya? cek sini http://akhirmh.blogspot.com/2012/01/sejarah-becak-vespa-Padang-sidempuan.html

Kedua ada betor dari Pematang siantar. Yang ini khas banget betornya. Gak tanggung-tanggung mereka pake motor gede untuk jadi betor. Tentu moge nya keluaran tahun jadul yang dipake. Adalah merek BSA atau Brimingham Small Army buatan tahun 1941-1956 yang mereka gunakan sebagai becak motor ini. Denger-denger betor BSA yang ramai digunakan abang becak mulai tahun 1960 ini akan dijadikan ikon wisata kota Pematang siantar. Dan karena ini adalah barang tua, barangnya sudah langka, suku cadang tidak lagi dijual di pasar, perawatannya pun kian sulit. Tapi para modif, berhasil merubah suku cadang dari motor lain hingga bisa dipake di BSA ini. Kalau gue perhatikan, betor BSA Siantar ini tampak amat garang sekali kelihatannya dari luar. Namun katanya, penumpang yang naik di dalamnya merasa nyaman karena pegas motor begitu kuat tapi lembut. Penumpang akan merasa duduk di kursi goyang. Hanya telinga saja yang mungkin terganggu karena suara mesinnya keras dan bulat, meraung-raung. Suara mesin ini juga masih asli dari Betor BSA. Mau tau sejarah lengkapnya, cek disini http://localnews2008.blogspot.com/2008/08/bsa-becak-siantar-antik.html

Ketiga ada betor dari daerah Tebing tinggi. Mereka menggunakan semua jenis kereta dari motor bebek hingga motor sport kaya Tiger atau Ninja. Ngebet banget mereka yak.

Keempat betor Medan kota. Kereta yang digunakan biasanya kereta jenis win 100. Gue denger si, kereta jenis win lebih efisien dan tangguh dibanding kereta lainnya. Memang bener sih, di kebun gue aja, dulu sering pake kereta win sebelum pake KLX kaya sekarang.

Dan betor win ini yang akan kita pake sekarang untuk membawa kita ke jalan Brigjen Katamso. Bayar 15 rebu, nyampe lah kami di sekret PII ini. Oya, bang Ugie, nginepnya di hostel Jannah SM Residence. Walau agak masuk-masuk ke dalam, doi bilang harga nya murah (70ribu), ada wifi, dipan ada yang dua, kamar mandi dalam, kasur empuk, dan yeah dapat view masjid Raya Al mashun. Boleh lah kita coba nanti.

1 ruang tunggu kereta api bandara

2 dalam kereta api

bang Yudi, me, bang Ugie, Ipeh

betor Vespa Padang sidempuan
sumber foto http://www.trekearth.com/gallery/Asia/Indonesia/Sumatra/Sumatera_Utara/Balige/photo73299.htm

betor BSA Pematang siantar
sumber foto http://anaksiantarzone.blogspot.com/2013/07/sekilas-kota-pematangsiantar.html

betor Win 100 Medan kota

Tapi gue tetep milih tidur di secret PII bagaimanapun kondisinya. Soalnya gue jalan-jalan gak hanya nyari pengalaman, tapi juga nyari kawan. Sukur-sukur dapat sodara, atau jodoh? Eh

Kesan pertama yang buat gua kagum sama orang PII adalah tulisan di dinding secretnya. “Tandang ke gelanggang meski seorang.” Kurang lebih artinya siap berjuang pergi ke medan perang meski hanya seorang. Seperti yang ditunjukan oleh kakak gue, ka Jannah yang sering pergi pergi sendirian untuk jadi trainer PII di daerah-daerah. Salut lah gue sama orang-orang PII ini.

Pokoke makasi beud untuk kawan PII Sumut ni, udah mau nampung kami. Sipp, hati pun tak kuasa membendung rasa senang akan petualangan baru besok. Bagaimanapun, semua tentang Medan, adalah hal baru bagi gue. Semuanya! ya tanahnya, ya kawannya, ya makanannya, de el el.
Mau tau ada apa aja di Medan? simak terus lanjutan tulisannya eaaa,

Mess putra LAJ Jambi 26 Des 2013

7 view masjid raya Al Mashun dari dalam kamar hostel Jannah SM Residence (diambil dari kamera bang ugie)

Budaya alam dan sejarah: Pagaruyung Batusangkar. part 2

Istano basa Pagaruyung

Tiket masuk istana ini sebesar 7rebu. Terletak di kecamatan Tanjung emas, kota Batusangkar kabupaten Tanah datar, Sumatera barat.

Istana yang penuh dengan ukiran berfalsafah sejarah dan budaya minangkabau ini sudah beberapa kali mengalami kebakaran. Jadilah hanya replica sosok bangunan megah dari kayu ini yang kita pandang sekarang. Pertama terbakar saat kerusuhan berdarah tahun 1804. Kemudian didirikan kembali dan terbakar lagi tahun 1966. Lalu pada masa gubernur Harun zain, kembali istana ini dibangun tapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Kata orang, tidak bagus membangun rumah di tanah bekas kebakaran. Pada tanggal 27 februari 2007, lagi-lagi istana ini kebakaran. Adalah petir menyambar ujung atap bagonjong sebelah kiri yang membuat istana kebanggaan orang Batusangkar ini ludes dilalap api. Diperkirakan hanya 15 persen barang-barang berharga yang bisa di selamatkan. Pas gue kesana, kebanyakan benda-benda peninggalan hanya replica saja. Yang asli disimpan di balai benda purbakala kabupaten Tanah datar.

Selama 6 tahun, perbaikan yang menghabiskan biaya kurang lebih 20 milyar ini selesai membangunkan kembali kemegahan istano basa Pagaruyung dengan kondisi sama, 11 gonjong atau atap, 72 tonggak dan 3 lantai. Dilengkapi dengan satu surau atau mushola dan tabuah rangkiang patah Sembilan atau lumbung padi. Pada tanggal 30 oktober 2013, presiden Sby resmi membuka kembali istana untuk umum. Dimeriahkan dengan pesta adat yang menelan biaya 1,5 milyar. Lengkap nya prosesi upacara adat bisa di lihat di http://www.tempo.co/read/news/2013/10/26/058524817/Peresmian-Istana-Pagaruyung-Telan-Rp-15-Miliar

Pada masa kerajaan Minangkabau tegak berdiri, istano basa Pagaruyung memiliki peran ganda. Sebagai pusat pemerintahan juga sebagai tempat tinggal raja atau dipanggil ‘rajo alam’. Istano baso artinya istana yang besar atau agung.

Jika hendak memasuki istana, sandal haruslah dilepas. Dahulu ada namanya batu tapakan, tempat mencuci kaki sebelum naik. Lalu saat masuk ke dalam, lantai yang digunakan terbuat dari kayu. Padahal sebelum kebakaran, lantai istana menggunakan bambu. Paling tengah, yang sejajar dengan pintu masuk terdapat singasana (pelaminan bundo kanduang) yang berfungsi tempat bundo kanduang (ibu suri) melihat siapa yang datang atau belum datang kalau ada rapat kerajaan.

Di kiri kanan singasana, terdapat bilik-bilik kamar tempat putri-putri raja yang sudah menikah. Dimulai dari sebelah kanan untuk putri pertama, hingga bilik terakhir untuk adik-adiknya. Dari 9 ini, satu ruangan dijadikan tempat jalan ke dapur yang disebut selasar. Didepan bilik kamar putri, terdapat bandua tangah, berfungsi untuk ngobrol-ngobrol keluarga penghuni bilik.

Di bagian paling kanan atau disebut pangkal rumah, terdapat anjuang rajo babandiang yang mempunyai 3 langgam atau tingkat. Langgam pertama sebagai tempat sidang, langgam kedua tempat beristirahat sedang langgam ketiga sebagai tempat tidur raja.

Dibagian paling kiri, terdapat anjuang perak yang berfungsi pada langgam pertama sebagai tempat bundo kanduang mengadakan rapat kewanitaan, langgam kedua tempat istirahat dan langgam ketiga sebagai tempat tidur.

Disamping singasana, ada tangga menuju lantai dua. Disini, terdapat satu bilik kamar yang berfungsi sebagai tempat putri raja yang belum menikah. Disebut anjuang paranginan. Disini juga terdapat kursi dan meja tempat keluarga bercengkrama.

Naik ke lantai tiga, terdapat mahligai yang berfungsi sebagai tempat menyimpat alat-alat kebesaran kerajaan. Biasanya di simpan di dalam peti khusus yang dinamakan aluang bunian. Disini juga terdapat kursi dan meja untuk bercengkrama.

Saat keluar dari istana, di sebelah paling kanan, terdapat dua tabuah larangan. Yang satu bernama gaga di bumi yang dibunyikan saat ada peristiwa besar (bencana alam, kebakaran, dll). Yang kedua bernama tabuah mambang diawan yang dibunyikan untuk memanggil rapat para basa nan ampek balai (dewan empat mentri) yaitu tuan titah di Sungai tarab, tuan kadi di Padang ganting, tuan indomo di Saruaso, tuan mankudun di Sumanik, tuan gadang di Batipuh serta Tigo selo (raja alam, raja adat, raja ibadat).
Disamping tabuah larangan, terdapat surau tempat shalat, belajar mengaji dan tempat tidur putra raja yang telah akil baligh. Seperti yang gue bilang tadi, rumah gadang itu untuk perempuan, yang laki-laki mah tinggal di surau-surau atau merantau.

Di samping paling kanan, berlatar gunung marapi, terdapat pohon beringin tempat bermain anak-anak raja. Disebut tanjuang mamutih. Sedangkan dapur berada menyambung dibagian belakang istana.
Jika membaca sejarah kerajaan Pagaruyung, dahulu sebelum memeluk islam, adalah penganut budha. Terutama pada masa pemerintahan Adityawarman pada abad ke-13. Seperti tercatat pada prasasti Batusangkar (basurek) yang menyebutkan ritual ajaran tantris dari agama budha yang disebut Hevajra, yaitu upacara peralihan kekuasaan Adityawarman kepada putra mahkotanya.

Lalu pada akhir abad ke 14, agama islam mulai masuk dan berkembang pesat pada abad ke-16. Yaitu melalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan malaka. Adalah syaikh Burhanudin ulakan, ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17, kerajaan Pagaruyung resmi berubah menjadi kesultanan islam dengan raja pertama bernama sultan alif.

Sejak masuknya agama islam, banyak peraturan adat yang bertentangan dihilangkan dan atau diganti dengan ajaran islam. Seperti muncul nya pepatah adat Minangkabau “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”, artinya adat minangkabau bersendikan pada syariah agama islam, sedangkan syariah bersendikan pada kitab Allah (Al Quran). Namun hal ini menimbulkan pertentangan dengan kaum adat yang sudah lama bercokol di tanah Pagaruyung. Mulai timbullah konflik-konflik saudara yang terkenal dengan perang Padri antara kaum padri (ulama) dan kaum adat.

Di Batusangkar juga terdapat benteng peninggalan jaman belanda, bernama benteng Van der capellen   sejarah lengkapnya juga bisa dilihat disini http://id.m.wikipedia.org/wiki/Benteng_Van_der_Capellen

tiket istano

gerbang istano

gue dan pak budi

istano basa pagaruyung

istano foto dari samping

pakaian adat, ada penyewaannya lho

tangga menuju istano, monggo!

saat kebakaran, lupa gue ngambil link dari mana

penuh dengan tiang, di dalam istano

singasana

bilik kamar putri

bandua tengah

anjuang rajo babandiang

anjuang perak

tangga menuju lantai 2
anjuang paranginan

kursi meja tempat bercengkrama

mahligai

aluang bunian

view dari lantai 3

tabuah larangan

surau

rangkiang

tanjuang mamutih

batu basurek
Beres berpetualang sejarah di Istano basa pagaruyung, bertandang lah kami ke tempat calon istrinya pak Budi di nagari Sumanik. Dan ternyata, calon istrinya tinggi beud badannya. Dia 5 cm lebih tinggi dari gue. Mikir gue, pak Budi aja sepantar tinggi nya ama gue, istrinya lebih tinggi lagi. Pgimane nanti anaknya yak, besar-besar pulak. Weleh-weleh. Pokoknya selamat menikah yak uda Budi, uni Yuanikma. Maaf awak ndak bisa datang ke pernikahan kalian tanggal 7 desember kemaren. Awak harus terbang ke Medan. Tapi semoga kebersingkatan kita bersilaturahmi dengan keluarga uni Yuanikma, muka awak yang ganteng ini bisalah diingat yak, sapa tahu someday bakal kesini lagi. Atau punya kenalan gadis-gadis cakep Batusangkar, eh.

Jam 1 siang, naik travel lah gue sendirian menuju bandara minangkabau di Padang. Menurut hasil nanya, sekitar 3 jam perjalanan kita ke bandara.
Dalam mobil travel berongkos 40rebu ini, gue sengaja duduk paling depan, biar bisa ngamatin banyak hal. Dan salahnya, camdig gue disimpan di tas yang disimpan di kursi belakang. Terlewatkan sudah view-viem keren sepanjang perjalanan. Okeh gue kasih ceritanya aja yak.
Surau lubuk bauk

Dari Batusangkar, jalanan menuju arah Padang panjang, dikiri kanannya banyak perbukitan dengan sawah-sawah menghijau dan menguning. Entah nama daerah nya apa, gue ngelihat satu surau dengan atap berbentuk bagonjong atau atap khas rumah gadang. Di sebelah kiri jalan dari dalam mobil travel. Setelah gue googling, ternyata surau itu bernama surau lubuk bauk, berada di jorong lubuk bauk, nagari Batipuh baruh kecamatan Batipuh kabupaten Tanah datar atau berada di pinggir jalan raya Batipuh ke Padang panjang.

Surau yang memiliki luas 154 meter persegi dan tinggi 13 meter ini dibangun pada tahun 1901 menggunakan kayu surian berarsitek lama oleh para ninik mamak yang berasal dari tanah wakaf datuk Bandaro panjang, dari suku Jambak. Berarti umur surau itu sudah 112 tahun ya. Subhanalloh. Dan sesuai fungsinya, bangunan ini telah menjadi saksi sejarah berbagai generasi yang mempelajari islam di dalam bangunannya. Semoga saja, suatu hari gue bisa datang lagi dan solat di surau bersejarah ini. Oya menurut hasil googling juga, surau ini sempat di shoot untuk film tenggelamnya kapal vanderwijk. Entah gue belum nonton filmnya. Mau tau lebih lengkap arsitektur bangunannya, bisa lihat disini https://baralekdi.blogspot.com/2012/09/surau-lubuk-bauk.html

Lalu masuklah gue ke kota Padang panjang yang menurut gue terlihat rapih tata kotanya. Tidak lama kemudian menuruni lembah dengan pemandangan kiri kanan kawasan taman nasional Kerinci Seblat. Terkenal lah lembah ini dengan sebutan lembah Anai. Banyak kolam renang, Air sungai nya jernih, ada air terjun pula tepat dipinggir jalan. Jadi dari mobil pun bakal bisa dilihat itu air terjun. Jalanan pun berkelok-kelok turun seperti di puncak Bogor sana. Udaranya jelas dingin lah. Karena hutan kiri kanan jalan masih sangat perawan. Dan di jalan ini juga harus ekstra hati-hati. Ada beberapa titik jalan yang rawan longsor. 


surau lubuk bauk http://www.panoramio.com/m/photo/91925978

lembah anai
air terjun lembah anai


Jam 4 sore sampailah di bandara Minangkabau Padang, sekitar 1 jam kalau dari Padang kota. Bandara ini cukup luas, dengan fasilitas wifi yang boleh lah ngilangin kebosanan gue. Nonton jalan-jalan men di youtube pun gak kerasa udah 1 jam setengah aja. Disisa waktu gue sempetin nyari oleh-oleh kripik sanjai. Dan gue baru tau ada kripik sanjai balado rasa durian. Belilah gue. Kalau dibandara, harga kripik sanjai Shirley biasa 15rebu, sedangkan untuk yang rasa durian nambah lagi serebu.

Sip, Padang baru Batusangkar aja yang bisa terjelajahi. Masih banyak peer destinasi keren macam bukit tinggi, danau singkarak, kota Padang, de el el. Sampai jumpa Padang, dan tungguin gue Medaaaannnn! Daaagghhhh.


Mess putra LAJ Jambi 25 desember 2013


sanjai shirley raso durian