Laman

Selasa, 26 Agustus 2014

mencintaimu (biasa) saja

seperti yang ku bilang,
aku belum pernah merasakan yang sekuat ini.
setiap hari,
ia semakin bertunas,
lalu menjulang,
merindangi pohon-pohon dibawahnya.

celakanya, terlalu banyak pupuk yang kuberikan,
membuat ia angkuh,
seakan ia adalah pohon yang paling megah,
mengerdilkan pohon-pohon di sekelilingnya,
sudah tak ingat lagi cahaya matahari yang memberinya hidup.

tapi malam ini,
Tuhan membuat sang pohon mengerti.
ia terlahir bukan dari ego,
ia ada, karena ada tanah, karena ada matahari, karena ada pupuk.
karena Tuhan, memberi ijin ia untuk ada.

baiklah,
aku harus belajar banyak dari mu.
sebesar apapun si pohon tumbuh,
ia harus tetap menyejukkan
tak perlu lagi hati ikut menghitung detik jam.
seperti kata mu, mencintai itu (biasa) saja

mungkin biasa itu,
tak perlu rusuh jika tidak sering bercakap,
tak perlu hawatir jika tidak sering bertulis pesan,
tak perlu jengah dengan jauh yang terasa lama,
karena toh,
aku kamu, punya peran lain yang juga harus dipertanggung jawabkan.
biar waktu mengajari kita, saling memahami satu sama lain.
untuk saling mencintai (biasa) saja.

tapi sayangnya "biasa" kita berbeda.

kamar-25 - 8 - 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar