Laman

Minggu, 03 Februari 2013

ada senyum tulus di Rumpin

  Kesampean juga akhirnya bisa ngajar2 anak kecil. gw perkenalkan, anak-anak lucu, keren, pinter, dan antusias dengan ilmu dari Rumpin.


mushola tempat belajar anak2 Rumpin

Hari itu jum’at tanggal 1 feb 2013. jam 1 sesuai janji sama temen, mau ngajar anak2 yang butuh pendidikan rencananya. Kami berlima gonta ganti angkutan hingga 5 kali dari kampus untuk sampai kedaerah berkecamatan rumpin kabupaten Bogor ini (perbatasan Tangerang Bogor). Setelah turun dari angkot pun, harus jalan kaki di bawah teriknya panas matahari selama 20-30 menit. Total perjalanan nih ye gw itung2 sekitar 2 hingga 3 jam dari kampus, jauh bener gannn, begitu tiba dikampung cibitung, di sebuah mushola kecil dalam kampung yang dikeliling sawah, danau, tempat laitihan angkatan udara dan perumahan ini, membludak anak2 kecil yang antusias menyambut kakak2 mereka. Yaitu kita, kurang lebih ada 80an lah mereka, dari mulai umur 5 tahun hingga SMA, semuanya punya tujuan yang sama. Mereguk indahnya ilmu.

Rasa lelah seakan sirna oleh tawa, canda, tatapan ingin tahu, keluguan, kelucuan, senyuman, lirikan, dan sambutan antusias mereka menyambut kami. Didalam mushola yang tak cukup muat menampung mereka ini, kami memperkenalkan diri. Ada gw, kak Heru, kak Nisa, kak Anggun dan kak Rima. Siap berbagi indahnya ilmu hari ini.
Oya, gw jelasin sedikit tentang rumpin nih, desa-desa disini sejak tahun 2007 mulai disengketakan tanahnya oleh TNI AU Atang Sendjaja. Keadaan mencekam terekam dalam memori penduduk desa disini saat dengan tidak adilnya, TNI AU menembaki warga rumpin yang berdemo mempertahankan tanah mereka. Adalah ibu neneng, wanita perkasa dari rumpin yang berjuang dari tahun 2007 hingga sekarang untuk menyelesaikan masalah sengketa itu. Bisakah seorang ibu-ibu petani melawan TNI, jawabanya BISA,,!, dengan ilmu tentunya. Didengar lah masalah rumpin ini oleh semacam organisasi yang bernama Contras, dibuatlah sebuah film documenter berama payung hitam keadilan, tersentuhlah banyak orang dan mulai peduli tentang rumpin ini.
ibu Neneng

Selain masalah tanah sengketa, ada masalah lain yang penting juga untuk dibantu. Ya, masalah pendidikan. Cara berpikir orang disini menurut ibu neneng nih ye (pejuang, pendemo, pengajar, istri yang berbakti, ibu yang peduli, dll) masih seperti orang dulu, dimana anak perempuannya ketika lulus SD, genit dikit, udah deh dinikahin. Pendidikan masih panjang, masih banyak yang harus diketahui oleh anak-anak. Maka ibu neneng dibantu relawan dari Contras membangun sebuah sekolah bernama sekolah kita rumpin. Pesertanya adalah anak-anak dari kecamatan rumpin ini. Ada lho yang bela-belain hingga 2 KM dari rumah jalan kaki untuk sampai ke tempat sekolah ini.

Ada dua hari dalam seminggu mereka datang untuk belajar di sekolah kita rumpin ini. Setiap hari minggu dan jum’at. Minggu diisi oleh pengetahuan umum seperti belajar bahasa inggris, IPA, bertanam, motivasi, dll. Jum’at diisi untuk belajar agama, seperti belajar cara berwudhu, cara solat, cara bersuci, tajwid, dll. Saking antusiasnya mereka, mushola kecil ini tidak muat menampung mereka, maka dipilihalah rumah bu neneng untuk dijadikan tempat belajar.

Oya, banyak sekali yang udah dilakuin di sekolah kita rumpin, salahsatu nya pergi ke Jakarta untuk mengikuti peringatan hari anak universal bersama komunitas aktif di Jakarta. Ketika perlombaan banyak anak2 rumpin yang jadi juara. Seperti menggambar, melukis, dll. Ketika diakhir pembagian hadiah, dimintalah setiap anak untuk mencari 5 kenalan baru. Sontak komunitas kota Jakarta tidak mau berkenalan dengan anak2 rumpin, lalu ada yang bilang” anak kampung itu item-item”, lalu apa yang dikatakan anak2 rumpin?.
“kami hitam dan dari kampung, tapi kami keren”, ucapan yang tidak mau kalah, menandakan kepercayaan diri mereka tinggi. Akhirnya karena didesak hadiah tidak akan dibagikan, mereka terpaksa mencari kenalan baru. Rupanya dari situ keakraban mulai tercipta, tawa riang di mana2 sembari mengingat nama2 kenalan baru mereka. Nice,

Kurikulum dari sekolah rumpin ini sudah bagus, pertama menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, kedua meningkatkan rasa ingin tahu anak, ketiga meningkatkan kreativitas anak, keempat menumbuhkan rasa empati terhadap sesama dan lingkungan. Setiap hari minggu, kakak pengajar bergiliran datang ke rumpin untuk berbagai ilmu sesuai kurikulum tadi. Namun, pada hari jum’at kakak2 dari sekolah kita rumpin tidak bisa datang karena kesibukan kakak2nya, ibu Neneng dan satu pengajar lainnya sedikit kewalahan mengajar agama pada mereka.

Maka kami datang, ingin membantu ibu Neneng untuk mengajar agama pada anak2 kecil di Rumpin ini.
Walaupun jauh, tapi ada kewajiban memberi yang harus dilaksanakan, dan ada temen-temen kita yang membutuhkan ilmu dari kita, teringat pesan dari seorang teman, sampaikan walau satu ayat.
Dari 80 anak berbagai umur, dibagi beberapa kelompok sesuai jumlah pengajar, gw dan kak Heru mengambil kelompok kelas 5 dan 6 SD. Karena bingung mau ngajar apa, akhirnya gw pun bercerita mengenai nabi tercinta kita, miris kan ketika nanya siapa idola mereka, dengan bangga nya mereka menjawab coboy junior lah, cerybell lah, dan bla bla bla lainnya. Maka gw ceritain kepada mereka siapa itu sosok Muhammad, beliau yang harus jadi idola kita, karena  tanpa beliau, cahaya islam tak akan sampai pada kita,, tapi rupanya mereka sebenarnya sudah tahu tentang Muhammad, siapa ayahnya, siapa ibunya , siapa kakeknya bahkan nama beberapa sahabat sudah tahu, hanya saja bukan pengetahun itu saja yang penting, aplikasi dalam keseharian juga penting, maka kedepan, ingin sekali dirancang sebuah kurikulum untuk anak-anak Rumpin itu, jika hari minggu focus ke pengetahun umum, maka di hari jum’at ini lah, ingin sekali selain wawasan agama mereka bertambah, tapi juga sekaligus bisa diaplikasikan dalam keseharian mereka, bagaimana berperilaku,  bagaimana beribadah dan lain sebagainya. Tentunya dengan trik2 tertentu agar mereka menikmati prosesnya. Seperti kata Ali bin Abi thalib, sampaikan ilmu sesuai akal sipenerima ilmu. so, masih banyak kerja-kerja kita kedepannya, 
proses belajar oleh kakak Anggun

ini nih kelas gw sama kak Heru, cerita mulu kerjanya

ini anak2 dibawah kelas 3 sd, oleh kakak Rima, 

Walaupun baru sekali kesana, dan mudah-mudahan bisa sering kesana, gw salut pada mereka. Ditengah belum jelasnya status tanah, mereka masih bisa hidup bercanda sejenak melupakan keterbatasan mereka dalam belajar ini, makanya sebisa mungkin , kakak2 pengajar bisa merebut hati mereka agar mereka selalu riang dan semangat dalam belajar, bagaimana pun caranya. sambil bermainkah, bercerita kah, ngasih hadiah kah, dan banyak cara lainnya, yang jelas, gw seneng datang ke Rumpin ini, gak masalah jauh juga asal bisa melihat senyum tulus mereka.
Sippp, bagi pembaca yang mau ikut ngajar bareng gw, bisa hub gw ya, jadwal setiap hari jum’at… saatnya aksi tidak hanya beretorika…
Hatur nuhun….


FOTO BARENG

Rumpin, 1 feb 2013

4 komentar:

  1. Mecca, boleh minta nomor HP?
    sy mau wawancara terkait kegiatan Mecca ini, apakah masih berlanjuut?ditunggu ya..email sy osmaleli@gmail.con

    BalasHapus