Laman

Kamis, 18 Juli 2013

Mahameru 3676 mdpl. Melatih Emosi, Fisik dan Mental Part 2

Atas : ka maul, ifeh, teguh, gw, wira, yasin, latif. bawah : bang yud, kojek, miro. depan sekret HMIT UB

Puskesmas pasar Tumpang

Maka di tanggal 26 juni 2012 itu, setelah tebar pesona ke semua mahasiwi di UB, berangkatlah kami menuju Pasar Tumpang. Disini ada puskesmas, so yang belum pada bikin surat sehat, bikin lah sikoh. Logistic yang kurang2 juga bisa lah dibeli disini, kan ada pasar. Dari pasar Tumpang, selain bisa naek mobil jeep, kalo pengen rada murah bisa juga naek truk seperti kita ini. Mau lebih murah lagi?, nyari masa sebanyak mungkin, lumayan dapet orang Tegal berdua, jadi saat itu yang biasa 30 rebu/orang jadi bisa 25rb. Daaaaannnnnnn,, beraaaannkkkaaatttttt,, Bismilllahhhhhhhhhh. Eittss, jangan lupa, dari pasar tumpang sikit, ada pos jaga TNBTS, jadi bisa registrasi disini. 


narsisus dina truk

Pernah liat lautan awan?, yang sering nongol pas sunrise di puncak gunung itu lho, ini belum nyampe basecamp Ranu Pane, ngapain nongol dibawah gini. Memang kereeenn bin ajib nih semeru. Eh, itu yang tandus yang tandus gunung apa ya?, Tanya gw polos-emang gw gak tau. Itu semeru bang, jawab miro ngeledek, owhh. Semakin lama perjalanan, semakin terjal jalannya, semakin banyak ragam kehidupan warga yang bisa di lihat, semakin banyak pemandangan keren yang bisa di nikmati. Dan menurut gw, yang paling keren dari perjalanan ber’truk’ ria ini, ada padang Lord of the ring nya, (ini gw bikin nama sendiri), ingat di lord of the ring ke 3 yang the return of the king, saat Gandalf putih nyerang bawa pasukan dari atas bukit, nah, mirip itulah padang yang tepat berada di hadapan kami ni. Subhanaalllohhh, ucap gw berkali2. 


lihat lihat! ada awan sebelum ke ranu pane


padang Lord of the ring


perkebunan warga

“itu Ranu Kumbolo?” pertanyaan bodoh kedua yang gak seharusnya gw tanyakan. Tapi karena sudah terlanjur, yasudahlah jadi bahan ledekan. Namanya danau Ranu Pane, bening kali airnya gannn. Pengen dah nyebur kesana, nyelam, terus nemu putri duyung. Ngayal. Okeh, dari pasar Tumpang sekitar 2-3 jam nyampe sini. Registrasi dengan bayar 7 ribu + fotocopy ktp sama surat sehat per orang. Berangkat kita?, nyokkkk,, ba’da solat dzuhur dimulailah langkah pertama itu, langkah yang akan membuktikan bahwa masih ada manusia yang selalu dekat dengan alam, dekat dengan Tuhannya karena terus berlafal syukur memuji ciptaanNya. Juga membuktikan bahwa manusia akan selalu bekerja keras untuk menggapai impiannya. Tak peduli terjalnya tebing yang harus di panjat, tak peduli jauhnya jarak yang akan ditempuh, tinggal percaya dan yakin juga kerja keras maka semua akan lebih mudah. Jangan lupa juga berdoa pada Yang maha kuasa, biar semua diberi kelancaran. Amiinnn…

ranu pane

pos TNBTS

Narsis depan plang Ranupane

Seperti gunung yang lainnya di pulau Jawa, perkebunan warga adalah yang pertama kita jumpai, lalu mulai masuk hutan dengan belok tanjakan yang dikiri. INGAT, yang ke kiri ya. Masuklah ke jalan setapak menanjak yang lumyan membuat pelumas lutut bekerja ekstra. Gw selalu urutan paling belakang, yang depan seingat gw, Kojek, Wira, Latif, Ifah, ka Maul, Miro, Teguh, Yasin, ka Yud, barulah gw tukang pengswiping merangkap cameramen. Aih, camdig Cuma bawa satu lagi. Jadi muzti harus wajib dihemat eta. 

Trek awal, aspal dan perkebunan warga


Nyampe pos 1 ato Watu Rejeng sekitar 1 jam setengah. Dari sini gw makin seneng dengan tingkah bocah2 didepan. Miro resmi jadi bahan ledekan sepanjang masa dengan musuh bebuyutannya Latif, tak henti kekocakan, kepolosan, kejailan mereka mengocok perut kami membuat tak sadar ikut ngeledek jua, hehehe, ini hanya penyegar perjalanan kawan, jadi kami gak pernah benar2 menganggap serius lho, ka Maul aja yang awalnya membela mati-matian seorang putri Miro tralala, ikut juga menimpali bahkan menambah ganas ejekannya, hahaha, tenang lah mir, masih ada bang Yudi trilili yang mendukung, “hati-hati kamu tif, dari benci bisa jadi cinta lho” ucapnya dengan iringan lagu india dari hape sumsangnya. Teguh dan Yasin yang agak pendiam, perlahan tapi pasti juga terseret menjadi pendukung setia latif. Terkadang wira juga ikut keserempet ejekan kalo kebetulan sedang deket Miro, kan Cuma mereka berdua yang paling muda. lalu kemana Kojek?, always dengan rokok di bibir nya, dan insting pencari jejak nya. 

pos watu rejeng

trek menuju Ranu kumbolo


“RANU KUMBOLOOOOO”, teriak Miro dari ujung jalan yang tertutup rimbunnya semak dan pepohonan, tadi dia semangat jalan paling depan. Dan itu bikin kami khawatir karena dipanggil2 kagak nyaut, eh dia rupanya yang nemu Ranu Kumbolo duluan.
Dan benar saja, Ranu Kumbolo 2400 mdpl lebih indah dari yang gw bayangkan. Maka cukup foto saja yang mendeskripsikan keindahanya yak,,kalo dari Watu Rejeng, sekitar 2 jam untuk sampai sini.

ranu kumbolo versi cool


senja di ranukumbolo


ngRusuh depan ranukumbolo


Malam ini Ranu Kumbolo memang sangat ramai, sudah seperti pasar kaget di Bara saja. Iyalah, wong lagi ada pembuatan film 5 cm disini, jadi porter udah macam setrikaan saja bolak balik. Tapi itu gak membuat keindahan malam Ranukumbolo berkurang, tetap terlihat misterius danaunya. Baiklah, bikin tenda, perapian, makan, solat, mari kita beristirahat, badan gw harus fit lah, brangkali besok gw jadi pemeran pengganti si Junot yang mungkin lagi sakit gigi, hahaha, eniwei, sebelum tidur, jangan lupa bersyukur pada Alloh atas karunia yang tak terbantahkan ini. Alhamdulillah

Kabut menggelayut diatas danau, itu kesan pertama saat gw buka resleting tenda. Gila meennn dinginnyaaaa,,woy AC nya matikan woy!. Ba’da solat subuh berjamaah, kami semua melingkar anggun di perapian yang kami buat, beberapa pendaki lain yang baru bangun juga mulai mendekat mencari kehangatan. Mana yang mau dipeluk mana?, eh. Bertemulah kami dengan casting directornya 5 cm, panggilannya sih bunda, ngobrol2 kami ngalor ngidul sana sini,

“sutradaranya kemana?” Pertanyaan bodoh entah keberapa yang seharusnya gak gw tanyakan,
“ini gw sutradaranya” ucap lelaki berkupluk hitam, gaya ke’eyke’an, bibir mengering pecah-pecah, muka cemong dan duduk dekat si bunda. Itukah seorang Rizal Mantovani?, kemana aja gw gak tau wajahnya,hahaha, baiklah, maklum sutradara memang jarang seterkenal pemain film nya yak. Tapi bagusnya gw bisa ngobrol nih dengan pak sutradara, secara gtu, gw juga rada2 seneng bikin2 film. Dan satu pesan yang diancamkan si pak Sutradara dan si Bunda ke kita, ‘perjuangan kami buat film ini udah gila banget, awas kalo pas 12-12-12 nanti kalian gak nonton’, serentak kami semua cengengesan saling tengok, nobar dah nanti kita yak. Tapi sayang banget, kemaren itu di puncak lagi pas shooting upacara bendera film nya, gak jadi dah gw nongol di ntu film. Telaat sehari,,,

melingkari perapian with kru 5 cm


Tiba-tiba si Miro sama ka Maul wajahnya sumringah gak jelas, owalah, kembaran gw baru bangun rupanya, “sono minta foto sono,” ucap gw sok gak peduli gtu, serasa jalan di awan mereka mendekat ke tenda rombongan Junot, Fedi nuril, Pevita pearce. Si Wira ngekor sambil sesekali foto wajah sendiri dengan background Pevita pearve dari jarak jauh, kasian. Si Kojek pun datang bermuka sumringah juga, lalu berkata bangga ‘gw dong tadi ngantri beol di toilet, rupanya yang gw tungguin itu si Pevita pearce, widih, beolnya artis bau juga ternyata, hahahaha, yang penting bekas beol artis gpp dah’, satu lagi yang bikin ngakak di Ranukumbolo, rupanya ada penyewaan banana boat yak di danau, hahaha, kucluk lu, itu si Igor saykoji lagi nyemplung. Hehehe, nah kalo ini bolehlah kita foto bareng,,

wira, junot (kembaran gw), pevita pearce, bunda casting director, miro


fedi nurul dan ka maul, eh


narsis with banana boat, eh igor saykoji maksudna



Sebelum menaklukan tanjakan cinta, maka mari keluarkan bendera kebanggaan kita kawan IPB, eh, pa sutradara lewat, fotoin kami dong pak Sutradara, eh salah, foto bareng kami dong pak Sutradara, hehehe, cekreeekkkkk,,,,
sebelum tanjakan cinta with pa sutradara Rizal Mantovani

Dan encok gw kumat setelah ngelewatin tanjakan cinta, ada mitos katanya kalo kita terus jalan tanpa noleh ke belakang sambil bayangin orang yang kita suka, maka kita akan jadian sama yang kita suka itu. Maka saat itu gw bayangin bidadari surga dong, sambil ngedoa sama Alloh juga lah. Rupanya gak kuat gw jalan tanpa nengok ke belakang. Pemandangan keren Ranukumbolo dari atas gitu masa iya gak di tengok, bodo ah dengan mitos, cekreeekkk, foto lagi.

ranukumbolo dari atas tanjakan cinta

Oro-oro ombo-Sekitar 30 menit dari Ranukumbolo, itu lho nama savana yang gw anggap padang Lord of the ring tea, akhirnya gw bisa ngelewatin daerah ini. Dan memang musim kemarau kaya gini padangnya terlihat coklat dengan kemerahan dari Bunga lavenda di samping jalan setapak padang ini. Oya dari sini kita bertemu dengan pendaki ayah dan anak yang kompak banged, namanya Anas dan ayahnya, mereka nih yang juga ikut ngeramein cerita pendakian ini. Anas malah uda berteman di pesbuk ya   

oro-oro ombo

Bersambuuunngg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar