Laman

Sabtu, 26 Oktober 2013

Kahfi rindu pelukan abi


"Kahfi, sini Kahfi, ini ada telepon dari abi, sini nak!" teriak perempuan berbalut jilbab biru muda pada anaknya. Sementara Kahfi, yang tadi dipanggil, menjawab datar dari dalam kamar. "umi, maaf, Kahfi lagi sibuk ngerjain peer,"
"sini dulu Kahfi, ini abi kangen sama Kahfi,"teriak umi nya lagi. Sekarang Hanum menaiki tangga menuju kamar Kahfi.

Saat hendak membuka pintu kamar Kahfi, tiba-tiba kamar terbuka dari dalam, dan sambil terburu-buru, Kahfi mencium tangan uminya, lalu berkata datar, "Kahfi ke rumah imam dulu mi, mau pinjam buku.", tanpa menoleh Kahfi langsung bergegas berlari menuruni anak tangga, mengambil sandal dan keluar rumah secepat yang ia bisa menuju rumah imam, teman sebangku di kelas 1 SD nya.

Dari sebrang pulau, dari dalam hape, terdengar desah keluh seorang laki-laki, "Kahfi marah sama abi ya mi?"
"gak tau, mungkin iya, abi kapan pulang kesini?"
"abi emang salah apa yak?, ko Kahfi bisa kaya gitu, apa umi kurang kasih dia jajan?"
"malah Kahfi gak pernah minta jajan abi, dia nerima berapapun yang umi kasih"
"ya kah?, atau mungkin ada masalah di sekolahnya?, mungkin ada musuh di kelas nya?"
"setau umi, Kahfi orangnya pandai bergaul. Kata wali kelasnya, Kahfi disukai teman-temannya"
"yasudah, umi, nanti abi telpon lagi yak, mau beresin laporan dulu. kalau ada apa-apa telpon abi yak,"
"iya abi, pasti!. Hati-hati disana ya abi, jangan kebanyakan makan pedes, nanti sariawan lagi, terus itu vitamin C jangan lupa di makan, sama madu nya juga, dan jangan banyak begadang, jaga kesehatan, oya, ibadahnya juga di jaga, kita harus jadi agent muslim yang baik, jadi lah teladan disana, terus berbuat baik dengan perilaku, katakan apa yang dilakukan, lakukan apa yang dikatakan, dan jangan nyari coba-coba istri lagi disana yak, hehehe"
"ya ampun, ini pesan nya banyak banget, nyari istri lagi?, wah, gagasan yang bagus umi, patut dipertimbangan itu"
"aaakkk, abiiii,,!!!! awas aja kalo nyari istri lagi, di bom hiroshima gera Jambi nya."
"hihihi, tenang, sepertinya sesorang yang bernama Hanum selalu nempel 5 cm didepan mata, jadi kemanapun memandang, wajahmu selalu terbayang, ihiyy"
"iihhh, gombeelll,"
"hehe, biarin, emang beneran ko"
"abi juga, seseorang yang bernama Rangga, selalu nempel 4 cm di depan mata umi, wajah abi juga selalu kebayang terus nih, horor."
"jeh, ko horor sih, eh, ralat, nama umi nempelnya 1 cm depan mata ding, jadi nama umi paling dekat ke mata abi"
"wah, umi juga ralat, nama abi nempelnya 0,0001 cm didepan mata umi, lebih dekat lagi hayo,"
"haha, ini kenapa jadi ngomongin cm-cm an. Sudah sudah. Nama kita mah sudah saling melekat erat di hati masing2, umi baik-baik disana, kasih tahu Kahfi, sebulan lagi abi pulang, dadah umii,, wassalamualaikuuum"
"Sipp, waalaikum salaaammm". Sambungan terputus.

Setelah percakapan itu, beberapa hari kemudian, di suatu senja, saat Rangga lelah dengan aktifitasnya menjadi manager estate di sebuah perkebunan karet daerah Jambi, ia menerima lagi telpon dari uminya.
"assalamualaikum umi sayang, ada apa umi?"tanya Rangga antusias, baginya, suara uminya selalu bisa memberi kekuatan selelah apapun badannya. Sementara itu di sebrang telpon, terdengar isak tangis seorang perempuan.

Ia mengambil nafas dalam2, mengelap ingus yang meler, Hanum berucap lirih "Waalaikum salam, abi, umi tau kenapa Kahfi terus menghindar, tidak mau nerima telpon abi, juga tidak meminta uang jajan. Abi harus buka email dari umi sekarang, bacalah, ada pesan dari anak kita, untuk umi untuk abi." tak perlu di perintah dua kali, Rangga cepat-cepat membuka situs penyedia layanan pesan elektronik paling terkenal, log in sebentar, dan mendapati email baru yang belum dibaca, dari uminya.

Hatinya berdesir saat membaca tulisan itu, beberapa lelehan air mata tak tertahankan menetes. Membuatnya semakin merasa bersalah. Mau aku tuliskan isi tulisannya, Baiklah, ini tulisan yang dibuat oleh anaknya, yang membuat Rangga tidak bisa tidur semalaman, berdiskusi panjang lebar melalui telpon dengan uminya, berkeluh kesah dengan Tuhannya di sepertiga malam, dan mengambil keputusan terbaik di pagi harinya.

untuk abi ku tersayang.
Assalamualaikum,
akhirnya, Kahfi ngeberaniin diri juga bikin tulisan untuk di kirim ke blog. Makasih untuk umi yang udah ngajarin Kahfi ngeblog ya, Kahfi suka baca-baca blog nya umi, juga abi.
Tapi Kahfi bingung nih, mau nulis apa yak, yaudah deh, Kahfi tulis perasaan Kahfi aja.
Tulisan ini Kahfi tulis untuk abi, di Jambi sana.

Abi, sekarang Kahfi udah bisa ngitung abi, Kahfi mau ngitung hari libur abi ya, kalo salah, dibenerin ya abi.

Abi libur 2 bulan sekali, selama 8 hari. Abi juga punya waktu libur cuti 12 hari, cuti hari raya 2 hari. Kalo di jumlah semuanya, dalam setahun abi punya jatah libur 62 hari. atau dua bulan lebih dua hari ya. Itu pun belum perjalanan dari Jambi ke Jakarta nya. Jadi dikurangi 10 hari ya abi, jadi 52 hari.
Miris ya abi, dari satu tahun, atau 365 hari, waktu kebersamaan Kahfi, abi dan umi hanya 52 hari. berapa persen nya itu yak?, aduh, ibu guru belum ngajarin persen-persenan nih.

Awalnya Kahfi ngerasa baik-baik aja abi, abi kan pergi ke Jambi buat kerja, bukan buat main-main. Tapi kesini-kesini Kahfi mulai sering iri abi. Aduh, ini kalau umi denger, pasti di omelin. Kan kita gak boleh iri yak umi.

Tapi abi, Kahfi sudah gak kuat lagi. Kahfi ngiri liat abi nya Imam, selalu ada di rumah, ngajarin imam peer, main kuda-kudaan, mancing bareng. Kalo mancing, Kahfi suka di ajak juga abi. seru lho mancingnya. Coba kalo abi yang ngajak mancing, bareng umi. Pasti seru.

Abi, 2 bulan itu terlalu lama abi, Kahfi ingin sekali bertemu abi. Solat berjamaah di rumah bareng umi, ngajarin Kahfi bikin peer, belanja buku bareng, Kahfi sekrang suka baca buku-buku nya di perpustakaan rumah kita abi,  mungkin juga nanti abi bisa ngajarin Kahfi nulis yang bagus di blog.
Yah, tapi itu cuma keinginan aja, Kahfi gak bisa maksa abi untuk berhenti kerja di Jambi. Abi lebih tahu apa yang terbaik untuk keluarga kecil kita.

Maaf ya abi, kemarin Kahfi gak mau nerima telpon dari abi. Kalau Kahfi denger suara abi. Kahfi gak kuat, itu membuat Kahfi semakin rindu pelukan abi.

Oya, Kahfi bukan tidak berani bercerita langsung ke abi. Kahfi takut keinginan Kahfi menjadi beban untuk abi.  Maka Kahfi pilih menulis di blog. Semoga aja abi suata saat bisa ngebaca nya.
Sekali lagi maafkan Kahfi abi, umi. Kahfi gak mau jadi anak durhaka. Dalam doa setelah solat. Kahfi selalu berdoa. Semoga abi dapat pekerjaan yang dekat rumah. Aminn.

Kahfi sayang abi dan umi,
Kahfi rindu pelukan kalian.

Dua hari kemudian.
Alarm berdering tepat pukul 3.30 pagi. Berat sekali Kahfi membuka mata. Tapi karena udah terbiasa, dalam keadaan terpejam, ia paksakan bangun dari ranjang. Eh, tumben umi tidur di samping Kahfi,
"umi-umi bangun, kita solat tahajud yuk!" Kahfi menggerak-gerakan bahu uminya.
"bangunin abi juga dong Kahfi" suara agak berat terdengar di balik selimut di samping kanan Kahfi. lalu selimut itu tersingkap. Membuat kahfi, menyungging senyum dengan mata berbinar. "brukkk" Kahfi menghambur memeluk abinya. Erat sekali, lalu menangis. "abi pulang, kenapa gak bilang?," si abi yang udah bangun, cuma bisa ngusap2 rambut Kahfi sambil membalas pelukannya. "surprise". Umi nya pun yang sudah terbangun, ikut memeluk kedua laki-laki yang paling disayanginya.
"sudah pada ngambil wudu sana, setelah subuh, abi ajak kalian jalan-jalan"


Mess putra LAJ Jambi. 26 Oktober 2013

4 komentar:

  1. ungkapan kerinduan anak terhadap ayahnya.. kayaknya yang nulis juga lagi kangen Abinya ini.. :P

    BalasHapus
  2. Beuh, orang rantau mah selalu kangen rumah.

    BalasHapus
  3. iya deh orang rantau, itung itung belajar hidup mandiri untuk nantinya hidup dengan keluarga sendiri..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp, setujuh sekalih samah mbakh yangh satuh inih

      Hapus