Laman

Minggu, 06 Juli 2014

Panther ceria!

Saya memang pengamat, mengamati banyak hal baru terutama, yang berlalu lalang di depan mata, yang perlahan memberikan sensasi baru dalam alam pikiran nyata.

Saya mengamati gurat-gurat di wajah-wajah itu. Wajah-wajah yang awalnya sangat asing, bahkan tidak pernah terbersit sekalipun. Sekarang begitu dekat sekali bertransformasi menjadi ikatan mertua-menantu dan ikatan adik ipar.

Ijinkan anakmu ini duhai ayah dan mama mertua, duhai adik-adik ipar, menulis hal baik tentang kalian. Tentang rasa terima kasih yang sejak pertama kita seatap, berkelindan menunggu untuk diungkapkan. Terima kasih ayah Tono, terima kasih mama Sitha, terima kasih Dika, terima kasih Ais.


Saya suka menyebut keluarga ini keluarga panther ceria. hehe, maaf ya kalau saya semena-semena manggilnya. Abisnya kalian selalu ceria saat ber-mobil panther keluaran entah berapa itu. Ajib nya itu panther walaupun udah tua, tapi kuat juga rupanya di bawa ke Jawa Timur. yah, meski di jalan harus merayap sambil batuk-batuk si katanya, haha. Keren lah pokoknya, pasti banyak banget sejarah di dalamnya, yang saya tidak tau ceritanya. Kalian ceritakan tentang kisah kalian bersama si panther itu nanti yak. Makasi.

Namanya Purwantono Dwi Santoso. Ia adalah imam keluarga ini. Garis-garis di sudut matanya lalu cara ia memandang dan berbicara membuat kesan matang dalam berpikir tergambar di wajah ovalnya. Saya memanggil nya ayah Tono. Agak geli sih awalnya saat pertama manggil si ayah. Tapi lama-lama biasa juga.

emmm, ia low profile banget, padahal jadi bos di perusahaannya. Suka kata-kata nya saat kita ngobrol sambil sarapan pertama kami, "hidup mah ya gini-gini aja, gak ada yang perlu disombongkan" nah ini baru mertua gueeehh,

Ayah Tono adalah orang lapang, terlihat jelas dari kematangan kulit wajahnya, terlalu matang malah, hehehe, peace yah! sesama orang lapang tidak boleh saling mengatai ya. Jadi sedikit banyak, pengalaman saya di kebun yang baru 1 tahun 2 bulan, ayah Tono pernah ngalamin. Malah cerita saya yang dikepung perambah di camp tidak ada apa-apanya dibandingkan cerita ayah saat disandera buruh harian dan hampir mau ditebas parang gara-gara motong gaji harian. Supeerrr, eh serem ding.

Di keluarga, ayah Tono lembut memperlakukan istri dan anaknya. Tapi gak tau ding dulunya gimana, belum pernah liat si ayah marah soalnya. Saya suka lihat cara ayah Tono menggoda mama Sitha. Macam anak muda aja menggodanya. Apalagi kalau sudah bercerita mengenai kisah cinta mereka dulu. Nembak nikah di warteg cuy. Itu laki banget menurut saya mah. Tak perduli tempat dimana, kalau sudah siap nikah, terjaaanngg! hehehe. Dan kalau udah ayah menggoda mama, pasti mama Sitha mengalihkan pembicaraan, hehe, mungkin malu kali yak kalau kelihatan pipinya memerah di depan anak-anaknya.

Saya juga suka cara ayah berinteraksi dengan Dika dan Ais, seakan mereka bertiga adalah teman, bukan sebagai ayah dan anak. Tapi tetap ayah menjaga kharismanya yang membuat Dika dan Ais mendekat tapi tidak melunjak (ini ilmu keren banget–wajib dipelajari). Saya juga suka cara ayah berinteraksi dengan anak-anak di lingkungan RW entah berapa (lupa no RW nya berapa euy). Sentuhan, ayah sering menyentuh lawan ngobrol nya yang lebih muda, seperti dengan menyentuh pundaknya sambil jalan dari mushola ke rumah. Guyonan-guyonan lucu juga sering terlontar saat berbicara, membuat suasana tidak kaku (guyonan ini juga yang menyelamatkan saya dari kekakuan saat pertama berjumpa). Di tetangga-tetangga nya, ayah termasuk orang yang didengar. Lihat saja saat pengalaman liburan kemaren, yang pertama ditanya sama tetangga-tetangga mau kemana liburan nya nanti, ya ayah Tono. Terus kalau udah ditentukan liburan kemana, kompak tetangga-tetangga pada ngikut. Jangan-jangan liburan lebaran kali ini kalau ayah Tono mau ke Garut, pada ngikut juga lagi mereka? siap menampung kami lah bos! ruangan kelas luas tuh buat nampung tidur mah, hehehe.

Saya belum bercerita mengenai pengalaman hidup ayah Tono yak? keren juga tuh, seperti cerita pengalaman ibadah hajinya. Supeerr sekali kalau diceritakan. Tau gak apa yang dibawa ayah Tono saat hendak berangkat ibadah haji? yang lain bawa koper buanyak tenan, ini cuma satu koper, isinya beberapa baju ganji, pakaian ihram, Al quran, dan perlengkapan administrasi. Petugas bagasi pada heran deh. Sama saya juga heran. "wis bawa diri aja cukup" begitu katanya. Belum lagi cerita saat di Mekah, diremehkan pembimbing jemaah haji gara-gara nanya suatu hal, terus sama pembimbing jemaah haji nya dijawab gini "pak Tono tuh belum kesampaian ilmu nya untuk bertanya seperti itu" tau apa yang terjadi selanjutnya sama si pembimbing jemaah haji itu? besoknya jadi gagu kalau ngomong, sampe kembali lagi ke indonesia. Yang paling keren adalah, cerita Allah ngasi undangan naik haji ke ayah Tono. Rencana naik haji 5 tahun yang akan datang, jadi 2 tahun. Kalau Allah udah bilang kun, maka terjadilah.

Saya belajar banyak ke ayah Tono, terutama tentang kepasrahan total nya terhadap Allah swt di hampir seluruh aspek kehidupannya. Ya di kerjaan, di keluarga, juga saat bermasyarakat. MESTAKUNG. Satu lagi kata ajaib yang sering terlontar saat bercerita mengenai pengalaman hidupnya. Oya satu lagi, ayah Tono itu traveler juga rupanya, dulunya tukang naik gunung. klop lah kita. yeaah.

Selanjutnya adalah mama Desitha Waty Sandra Dewi. Tipe mama mama tahan banting ini mah. Gak bisa diam alias rajin, suka mengurusi banyak hal, peka terhadap lingkungan dan perhatian pake banget gak pake lola ke banyak orang. Suka mengomentari banyak hal juga sih, dan enaknya mama Sitha itu suka ngobrol lagi ekspresif, jadi gak bosan lah ngobrol sama mama mah. Saya juga belajar banyak dari mama Sitha. Terutama bagaimana cara bisa sabar dan percaya 100 persen kepada suami yang sering ditinggal jauh. Si umi kudu belajar nih. Jadi tuh semenjak menikah, ayah Tono sering ninggalin mama Sitha berdua sama umi Nisa yang masih kecil. dan itu pasti perlu perjuangan banget dari seorang ibu untuk membesarkan anaknya dalam kondisi jauh dari suami. kereenn ma, beneran. Mungkin kondisi-kondisi kaya gitu yang membuat mama sangat sayang sama anak-anak nya, sama ayah Tono? apalagi itu mah.

and then, Firmansyah Patriandhika. Si jangkung yang ngalahin tinggi saya. beda berapa cm kita dik? Sekarang semester 3 di STT TELKOM. Kesan pertama saat liat Dika adalah dia mirip banget sama umi Nisa dan sama-sama bertampang kalem pake cool. Iyelah, wong dia adiknya. Terus masih polos, tidak terkontaminasi lingkungan yang buruk. Eh, udah terkontaminasi gaming dia, errr. Kalau sama dika, kaya ngomong sama anak SMA. Tapi ilmunya cuy, IPK nya 3 an lebih lah.
Dika stylish banget. Pokoknya terlihat keren aja dulu, yang lain urusan belakangan. Ni bocah juga, walaupun agak manja, sebenarnya rada visioner juga sih. Mulai kebayang setelah lulus mau ngapain. Terus punya motivasi yang sangat kuat, yaitu keluarganya.

Satu lagi adik ipar terkece kedua. Namanya Muhammad Fuad Farisi. Dipanggilnya Ais. Sekarang mau naik kelas 2 SMA. Ais selain mulai enak didengar ngaji nya, termasuk aktivis mushola al ijabah di pura bojong gede ini. Sering ngurusin acara-acara mushola gitu. Ini baru generasi penerus para Sahabat nabi nih. Satu kalimat kece yang saya suka dari Ais. "laki? solat nya di mesjid" udah cukup bikin saya malu kalau telat solat berjamaah di mushola. Ajaran dari ayah nya tuh.

Ais sama Dika sebelas dua belas terkait hal kepolosannya. dan sebelas dua belas juga terkait bermain dota nya. hadeh. Tapi sebelas dua belas juga sama Dika bikin suasana di rumah menjadi penuh tawa, suka bercanda mereka, ngegaring juga. Ini yang bikin di dalam panther menjadi ceria selalu.

mobil panther nya yang warna putih itu, 
 
Saya hidup seatap dengan kalian baru dua minggu, tapi udah ngerasa sudah laammaaaa banget bersama. Mama malah ngerasa saya kaya anak pertama nya saking dekatnya.

Makasi banyak sudah mau menerima saya dengan apa ada nya saya, menerima keluarga besar saya di Garut-Banten-Jakarta, dan terutama mau mempercayakan kak Nisa ke saya. Saya suka momen kita di panther, bercanda menertawakan cerita saya ketinggalan pesawat, antusias menceritakan pendakian pertama kami bareng Dika dan Ais, dan semoga kecerian kita, kebersamaan kita, Allah ridhai menjadi jalan kita berkumpul di syurga Nya, aamiin.

Jadi di panther ceria nya masih ada space untuk dua orang, Yah? me and my son, insya Allah.

Mess putra LAJ JAMBI 6 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar